ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Sabtu, 16 April 2011

Penemuan Kerusakan AlKitab Injil Pada Halaman Pertama Kitab Kejadian - Pendekatan Eksperimen 8 (JILID 39 Hal 237-242)

Perdebatan Ada Dan Tiada, Serta Penemuan Kerusakan AlKitab Injil Pada Halaman Pertama Kitab Kejadian (Pendekatan Eksperimen 8)
Perkembangan Tetrateukh menjadi Pentateukh inilah yang melahirkan Kitab Taurat atau Tanakh menurut kaum Yahudi, seperti yang saya dapatkan dari wikipedia:
Tanakh, Tanach atau Tanak adalah kata dalam bahasa Ibrani (תנך) yang merupakan singkatan huruf TNK dan artinya adalah:
·         Torah atau Taurat (Ajaran atau Hukum)
·         Nebi'im atau para Nabi
·         Ketubim atau Kitab yang isinya mengenai hagiografi atau kisah orang suci, puisi, atau nasihat-nasihat.
Tanak dalam tradisi Kristen disebut Perjanjian Lama.

Kitab-kitab Tanakh

Menurut tradisi Yahudi, Tanakh memiliki dua-puluh empat kitab. Tanakh menghitung kitab-kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh dan Ezra-Nehemia sebagai masing-masing satu kitab, dan menganggap Trei Asar (תרי עשר, Keduabelas Nabi; secara harafiah berarti "duabelas") sebagai satu kitab.

Taurat

Taurat (תּוֹרָה, harafiah berarti "pengajaran") memiliki lima kitab, biasanya disebut sebagai "Lima Kitab Musa". Edisi cetak dari Taurat seringkali disebut Chamisha Chumshei Torah (חמישה חומשי תורה, harafiah berarti "lima dari lima-bagian kitab Taurat"), dan secara tidak resmi merupakan Chumash.
Dalam bahasa Ibrani, ke-lima kitab Taurat diidentifikasi dengan adanya kata pertama dari setiap kitab. Nama berbahasa Inggris berasal dari nama Yunani yang diberikan kepada kitab-kita dalam Septuagint, yang berasal dari isi tematis dari setiap kitab, sebagai berikut:
1. Bereshith - Kejadian — (Genesis)
2. Shemot - Keluaran — (Exodus)
3. Vayikra - Imamat — (Leviticus)
4. Bamidbar - Bilangan — (Numbers)
5. Devarim - Ulangan — (Deuteronomy)

Nevi'im

Nevi'im (נְבִיאִים, "Nabi-nabi") berisikan delapan kitab-kitab. Pembagian kitab-kitab ini yang, secara keseluruhan, mencakup era kronologis dari masuknya bangsa Israel ke Tanah Perjanjian hingga Pembuangan ke Babilonia oleh Yehuda ("periode nubuat"). Akan tetapi kumpulan ini tidak mencakup Tawarikh, yang juga menuliskan periode yang sama. Nevi'im seringkali dibagi menjadi Nabi Awal (נביאים ראשונים), yang biasanya merupakan catatan sejarah, dan Nabi Akhir (נביאים אחרונים), yang mencatat nubuatan yang lebih exhortational.
Walaupun kebanyakan versi dari Perjanjian Lama mencatat jumlah kitab-kitab sebanyak dua-puluh-satu, menghitung kitab Samuel dan Raja-Raja sebagai masing-masing dua kitab, dan "Keduabelas Nabi" (atau disebut pula Nabi-nabi Kecil) menjadi 12 kitab, tradisi Yahudi tidaklah demikian:
6. (יהושע / Y'hoshua) — Yosua
7. (שופטים / Shophtim) — Hakim-Hakim
8. (שמואל / Sh'muel) — Samuel (I & II)
9. (מלכים / M'lakhim) — Raja-Raja (I & II)
10. (ישעיה / Y'shayahu) — Yesaya
11. (ירמיה / Yir'mi'yahu) — Yeremia
12. (יחזקאל / Y'khezqel) — Yehezkiel
13. The Twelve Prophets (תרי עשר)
a. (הושע / Hoshea) — Hosea
b. (יואל / Yo'el) — Yoel
c. (עמוס / Amos) — Amos
d. (עובדיה / Ovadyah) — Obaja
e. (יונה / Yonah) — Yunus
f. (מיכה / Mikhah) — Mikha
g. (נחום / Nakhum) — Nahum
h. (חבקוק /Havakuk) — Habakuk
i. (צפניה / Ts'phanyah) — Zefanya
j. (חגי / Khagai) — Hagai
k. (זכריה / Z'kharyah) — Zakharia
l. (מלאכי / Mal'akhi) — Maleakhi

Ketuvim

Ketuvim (כְּתוּבִים, "Tulisan") sering pula dikenal dalam Bahasa Yunani dengan judul "Hagiographa" dan memiliki sebelas kitab-kitab. Hal ini merangkum kitab-kitab yang ada, dan termasuk di dalamnya Lima Gulungan (Hamesh Megillot). Kumpulan kitab ini terkadang dibagi sedemikian rupa sebagai Sifrei Emet (ספרי אמת, harafiah "Kitab-kitab Kebenarah") akan Mazmur, Amsal dan Ayub (nama-nama Ibrani dari ketiga kitab ini membentuk huruf Ibrani yang berarti "kebenaran" sebuah akrostik, dan ketiga kitab tersebut juga memliki tanda kantilasi yang unik, "kitab-kitab kebijaksanaan" yakni Ayub, Kitab Pengkhotbah dan Amsal, "kitab-kitab puisi" yakni Mazmur, Ratapan dan Kidung Agung, dan "kitab-kitab sejarah" yakni Ezra-Nehemia dan Tawarikh.
Walaupun pada sebagian besar edisi cetak dari Perjanjian Lama menjelaskan jumlah kitab sebanyak tiga-belas, yang menjabarkan kitab Ezra dan Nehemia sebagai dua kitab dan 1 dan 2 Tawarikh sebagai dua kitab, tradisi Yahudi tidaklah demikian.
"Sifrei Emet," "Kitab-kitab Kebenaran":
14. (תהלים / Tehillim) — Mazmur
15. (משלי / Mishlei) — Amsal
16. (איוב / Iyov) — Ayub
"Hamesh Megilot" atau "Lima Gulungan":
17. (שיר השירים / Shir Hashirim) — Kidung Agung
18. (רות / Rut) — Rut
19. (איכה / Eikhah) — Ratapan
20. (קהלת / Kohelet) — Pengkhotbah
21. (אסתר / Esther) — Ester
Kitab-kitab "Tulisan" lainnya:
22. (דניאל / Dani'el) — Daniel
23. (עזרא ונחמיה / Ezra v'Nechemia) — Ezra—Nehemia
24. (דברי הימים / Divrei Hayamim) — Tawarikh (I & II)

Jika kita sudah melihat analisis pada jilid sebelumnya tentang kerusakan Kitab Kejadian pada Sumbernya dan pada Sistematika logika materinya, maka sekarang saya akan mengupas Kerusakan Kitab Kejadian pada Substansi Logika materinya. Tentunya untuk mengetahui hal ini kita harus mengupas ayat-perayat pada satu perikopnya. Karena klaim dari umat Kristen sendiri bahwa Kitab Kejadian dan seluruh Alkitab ini detail dan sistimatis, maka saya akan melakukan seperti klaim dari umat Kristen sendiri yaitu, saya urut secara sistematis dan detil menurut klaimnya.  Kemudian nanti pada akhirnya saya akan menyimpulkan secara keseluruhan dari perikop Kitab Kejadian ini. Mari kita mulai dari Kitab Kejadian ayat 1;1
1;1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Pada ayat ini dapat bermakna sebagai judul dari sebuah perikop yang mengatakan bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi. Tetapi dapat juga ditafsirkan bahwa Allah pada awalnya hanya menciptakan langit dan bumi tanpa adanya alam semesta yang lainnya. Hal ini akan terkait pada ayat-ayat (ayat  1.8) berikutnya.
1;2. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Pada ayat ini dapat dimaknai atau ditafsirkan secara akal sehat bahwa bumi “belum berbentuk” atau tidak jelas bentuknya (entah bulat, datar atau kotak barangkali) dan kosong. Kosong yang dimaksud adalah mungkin belum adanya mahluk hidup didalamnya. Tetapi jika kita kaitkan dengan kalimat Roh Allah melayang-layang diatas air, maksudnya adalah Bumi itu kosong tetapi berisi air dan tidak ada mahluk hidupnya. Artinya pula bahwa dari sini Kitab Kejadian menjelaskan bahwa keberadaan air tidak berhubungan dengan keberadaan Sel yang hidup pada air. Padahal ilmu pengetahuan sekarang menyimpulkan bahwa didalam setetes air saja ada jutaan sel bakteri yang hidup didalamnya. Dalam Alquranpun selalu mengatakan bahwa dengan airlah bumi itu dihidupkan. Bukan karena materi airnya, melainkan karena sel yang hidup didalam air tersebut. Kesesatan Logika yang Pertama.
1;3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Allah menjadikan terang, yang menimbulkan pertanyaan adalah darimana terang itu terjadi? Padahal kita tahu terang dan gelap itu terjadi karena adanya matahari (benda penerang). Jadi saya hendak berpikir positif dulu dengan ayat ini, karena mungkin saja dengan kehendaknya Allah bisa menjadikan terang tanpa adanya matahari. Tetapi jawaban yang terakhir menunjukan pendeknya ilmu pengetahuan seseorang jika secara langsung mengkaitkan dengan kehendak Allah.
1;4. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1;5. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Nah penjelasan ayat 1;3 dapatlah kita kaitkan dengan ayat 1;4 dan 1;5, bahwa terang yang dimaksud adalah siang hari dan Allah memisahkan terang dan gelap dimana gelap itulah yang disebut malam. Menurut logika ilmu pengetahuan sekarang, proses siang dan malam itu adalah proses yang disebabkan oleh adanya Matahari. Sedangkan menurut sistematika Kitab Kejadian ini, Matahari baru hadir atau diciptakan pada hari keempat. Mungkinkah siang dan malam terjadi sekarang tapa adanya matahari? Kesesatan Logika yang Kedua.
Jika kita kaitkan hal ini dengan salah seorang pernyataan umat Kristen yang menyatakan bahwa 1 hari menurut umat Yahudi adalah siang hari saja atau malam hari saja artinya bahwa 1 hari menurut kaum Yahudi adalah 12 jam, sebenarnya sudah terbantahkan oleh ayat ini. Karena bagaimanapun juga Kitab Kejadian ini adalah Perjanjian Lama yang notabene adalah berasal dari Taurat yaitu Kitabnya Umat Yahudi. Jadi yang menyatakan bahwa 1 hari umat Yahudi adalah 12 jam, secara nyata mengalami Kesesatan Logika dan dibantah oleh Alkitabnya sendiri.
1;6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.".
Menurut ayat diatas, Cakrawala adalah ruang antara awan (air diatas) yang mengandung air dengan air dibawah (laut/danau) yang ada di bumi. Karena ilmu pengetahuan sekarang menjelaskan air yang berada diatas hanyalah air yang berada pada awan (lihat pada ayat 1.7 dibawah ini)
1;7. Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
1;8. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Nah kemudian ditegaskan lagi pada ayat 1;7 bahwa cakrawala adalah ruang antara bumi dan awan. Kemudian ayat 1;8 menegaskan bahwa yang dimaksud cakrawala adalah langit. Jadi jika dikaitkan dengan ayat 1;1 diatas, Allah menciptakan hanya sebatas Bumi sampai dengan awan. Jadi bagaimana dengan alam semesta yang lainnya? Apakah penjelasan saya masuk diakal? Kesesatan Logika yang Ketiga bukan?
1;9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
1;10. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik
Pada  2 ayat diatas adalah sebuah proses pembentukan daratan dan lautan versi Alkitab. Dan ini menurut saya masih masuk diakal. Allah berkehendak untuk mengumpulkan air sehingga menjadi lautan dan mengeringkannya sebagian sehingga menjadi daratan. Walaupun kebingungan saya masih terjadi dengan pemahaman air asin dan air tawar, Apakah Allah versi Alkitab Injil hanya menciptakan laut? Apakah ini Kesesatan Logika keempat?
1;11. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
1;12. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1;13. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Pada ayat diatas adalah penciptaan Allah pada hari ketiga. Dimana tanah diperintah Allah untuk menumbuhkan tunas-tunas muda dan tumbuhan diatasnya. Apakah tanah atau air yang menjadi sumber hidupnya mahluk hidup termasuk tanaman? Ilmu pengetahuan sekarang menyimpulkan bahwa Keberadaan tanah tidak berarti selalu keberadaan mahluk hidup. Di Planet diluar bumi juga ada tanah, tetapi apakah ada mahluk hidup? Artinya yang menentukan keberadaan mahluk hidup adalah air, bukan tanah. Kesesatan Logika yang kelima.
Dari ayat itu juga ada logika yang dapat kita jelaskan. Apakah tumbuhan dapat hidup tanpa adanya Matahari? Ingat kebanyakan tumbuhan sangat ketergantungan terhadap proses Fotosintesa. Proses Fotosintesa itu sendiri baru akan terjadi jika adanya sinar Matahari. Sedangkan Matahari belum diciptakan sampai hari Ketiga. Kesesatan Logika yang keenam. Kita lanjutkan pada jilid selanjutnya.
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus". (Al maidah 5;77)
 “Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 40 Hal 242-247

Tidak ada komentar:

Posting Komentar