ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Rabu, 15 Juni 2011

Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian 15 (JILID 60 Hal 345-350)



Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian (15)
Saya sudah dapat memastikan bahwa Kitab Kejadian pada Alkitab Injil sekarang mengalami kerusakan yang sangat fatal. Kitab Kejadian pada Alkitab Injil sekarang bukanlah Firman Tuhan. Kitab Kejadian bukanlah wahyu Tuhan yang dituliskan oleh Nabi Musa. Kitab Kejadian adalah karangan manusia yang hendak menunjukan pada manusia lainnya kronologis ilmu pengetahuan yang hanya berlaku pada saat itu saja. Saya sangat yakin sekarang bahwa Taurat nabi Musa bukanlah Kitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat Nabi Musa hanyalah berisi 10 perintah Tuhan (Tabut).
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada "sesuatu yang akan menghidupkan kamu" (Al-Anfal:24)
Firman Tuhan akan berlaku bagi segala jaman. Kebenaran Mutlak akan terus berlaku sampai akhir jaman. Kitab Suci akan selalu berbicara Benar dan Salah secara Mutlak. Mari kita lanjutkan kajian akhir dari penulis Barat.
NASKAH NASB (UPDATED): 1:26-31
26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan- Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
1:26 “Baiklah Kita menjadikan” Bentuknya (BDB 793, KB 889) adalah Qal IMPERFECT, namun digunakan dalam suatu pengertian COHORTATIVE. Telah ada banyak diskusi mengenai bentuk JAMAK “kita.” Philo dan Eben Ezra mengatakan ini adalah “kejamakan kemuliaan,” namun bentuk ketatabahasaan ini tidak terjadi sampai jauh di kemudian hari dalam sejarah kesastraan Yahudi (Alkitab NET mengatakan bahwa ini tidak muncul dengan KATA KERJA, hal. 5); Rashi mengatakan bahwa ini menunjuk pada sidang surgawi (lih. I Raj 22:19-23; Ayb 1:6-12; 2:1-6; Yes 6:8), namun ini tak dapat mengisyaratkan bahwa malaikat memiliki bagian dalam penciptaan, ataupun bahwa mereka memiliki gambar illahi. Orang-orang lain menganggap bahwa ini adalah suatu bentuk yang baru jadi dari konsep mengenai Allah Tritunggal. Adalah fakta yang menarik bahwa dalam catatan penciptaan Mesopotamia dewa-dewa (biasanya dikaitkan pada kota-kota secara individu) selalu bertarung satu dengan yang lain namun di sini bukan sekedar merupakan bukti monoteisme bahkan dalam sedikit pernyataan JAMAK ada terdapat keselarasan dan bukannya ketidak puasan yang plin-plan.
“manusia (laki-laki)” Ini adalah kata Ibrani “Adam” (BDB 9), yang adalah suatu permainan yang nyata akan kata Ibrani bagi tanah, adamah (lih. ay 9). Istilah ini bisa juga mengisyaratkan “kemerahan.” Banyak ahli percaya bahwa ini menunjuk pada manusia yang dibentuk dari gumpalan merah atau tanah liat dari lembah sungai Tigris/Efrat (lih. 2:7). Hanya dalam pasal pembuka dari Kejadian inilah kata Ibrani “Adam” digunakan sebagai suatu nama yang pantas. Septuaginta menggunakan kata anthropos untuk menterjemahkan kata ini yang merupakan suatu istilah generik yang merujuk pada manusia laki-laki/perempuan (lih. 5:2; 6:1,5-7; 9:56). Kata Ibrani yang lebih umum bagi manusia laki-laki atau suami adalah ish (BDB 35, lih. 2:23 etimologinya tidak diketahui) dan ishah (BDB 61) bagi perempuan atau istri. Pada titik ini dalam pemahaman teologis saya, sangatlah sukar untuk menghubungkan catatan Alkitab mengenai penciptaan dari pasangan manusia mula-mula dengan fosil sisa-sisa dari beberapa jenis makhluk
berkaki dua Homo erectus. Beberapa dari situs kuburan purba mencakup penguburan benda-benda yang nempaknya berhubungan dengan suatu kepercayaan suatu kehidupan setelah kematian. Saya tidak tersinggung oleh evolusi dalam satu spesies. Jika ini benar, maka Adam dan Hawa adalah manusia-manusia primitif dan the kurun waktu sejarah dari Kej 1-11 harus diperluas secara radikal. Kemungkinan Allah menciptakan Adam dan Hawa pada periode waktu yang jauh terkemudian (yaitu penciptaan progresif), menjadikan mereka manusia “moderen” (Homo sapiens). Jika demikian, maka hubungan mereka dengan masyarakat Mesopotamia menuntut suatu penciptaan khusus suatu waktu yang dekat sebelum mulainya budaya tersebut. Saya ingin menekankan bahwa ini hanyalah spekulasi pada waktu saat ini. Ada demikian banyak yang tidak diketahui dunia moderen mengenai masa kuno yang telah berlalu. Lagi, secara teologis, “siapa” dan “mengapa”, bukan “bagaimana” dan “kapan” lah yang bersifat krusial!
“menurut gambar dan rupa Kita” kata “gambar” dapat ditemukan juga dalam 5:1,3; 9:6. Ini sering digunakan dalam PL untuk menyatakan berhala-berhala (KB 1028 II). Etimologi dasarnya adalah “menatah menjadi suatu bentuk tertentu.” Telah ada banyak diskusi dalam sejarah penafsiran untuk mengidentifikasi arti tepatnya dari kata gambar (BDB 853, KB 1028 #5) dan rupa (BDB 198) ini. Padan kata Yunaninya ditemukan dalam PB untuk menjelaskan kemanusiaan (lih. I Kor 11:7; Kol 3:10; Ef 4:24; Yak 3:9). Dalam pemikiran saya kata-kata ini bersinonim dan menjelaskan bagian dari kemanusiaan tersebut yang secara unik mampu untuk berhubungan dengan Allah. Inkarnasi Yesus menunjukkan kemampuan seperti apa yang mestinya dimiliki manusia di dalam Adam dan satu hari nanti akan dimiliki melalui Yesus Kristus. Lihat Siapakah Adam itu? Oleh Fazale Rana dan Hugh Ross, hal. 79.
“supaya mereka berkuasa” Ini secara hurufiah “menginjak-injak” (BDB 853, KB 1190, Qal IMPERFECT yang digunakan dalam pengertian sebuah JUSSIVE). Ini adalah kata yang keras yang berbicara mengenai penguasaan manusia atas alam (lih. Maz 8:5-8). Konsep yang sama seperti ini ditemukan dalam ay 28. Kedua istilah, “berkuasa” dalam ay 26 dan 28, dan “taklukkan” dalam ay 28 memiliki etimologi dasa yang sama yang artinya “melangkahi” atau “menginjak.” Walaupun KATA-KATA KERJA ini sepertinya keras, namun ini mencerminkan gambar dari pemerintahan Allah. Umat manusia memiliki kekuasaan atas bumi yang diciptakan
karena hubungan mereka dengan Allah. Mereka memerintah/berkuasa sebagai perwakilanNya, dalam sifatNya. Kekuatan bukanlah masalah teologisnya, melainkan cara melaksanakannya (bagi diri sendiri atau bagi kebaikan orang lain)!
Perhatikan JAMAKnya, yang mengisyaratkan kekuasaan mutual dari laki-laki dan perempuan (lih. 5:23). Juga perhatikan PLURAL IMPERATIVE dari ay 28. Penyerahan diri seorang wanita hanya ada setelah Kejatuhan dari pasal 3. Pertanyaan sebenarnya ialah, “Apakah penyerahan diri ini tetap ada setelah peresmian jaman baru dalam Kristus?”
1:27 “Allah menciptakan” Ada penggunaan tiga kali lipat (Qal IMPERFECT diikuti oleh dua Qal PERFECTS) dari kata bara (BDB 127) dalam ayat ini, yang berfungsi sebagai suatu pernyataan rangkuman dan juga sebagai penekanan pada penciptaan Allah akan kemanusiaan sebagai laki-laki dan perempuan. Ini dicetak sebagai puisi dalam NRSV, NJB dan diakui demikian dalam catatan kaki NIV. Istilah bara hanya digunakan dalam PL untuk penciptaan Allah.
“menurut gambarNya” Sungguh sangatlah menarik bahwa bentuk JAMAK dari ay 26 sekarang menjadi TUNGGAL. Ini mencakup misteri dari kejamakan, namun keesaan dari Allah. Gambar Allah (BDB 853) setara dalam laki-laki maupun perempuan!
“laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” Aspek seksual kita berhubungan dengan keperluan dan lingkungan dari planet ini. Allah terus memisahkan (lihat catatan pada 1:4). Perhatikan kebersamaan di sini, dalam 2:18 dan 5:2. Gambar Illahi kita mengijinkan kitauntuk berhubungan secara unik dengan Allah.
1:28 “Allah memberkati mereka… Beranakcuculah dan bertambah banyak” Bagian dari berkat Allah (BDB 138, KB 159, Piel IMPERFECT) adalah berkembang biak (lih. Ul 7:13). Berkat ini ada baik pada binatang (lih. ay 22) maupun pada manusia (lih. ay 28;9:1,7). Dalam catatan penciptaan Mesopotamia kegaduhan dari kepadatan yang berlebih dari penduduk manusia adalah alasan bagi penghancuran kemanusiaan oleh dewa-dewa.
Catatan Kejadian mendesak pertumbuhan penduduk. Cukup mengejutkan bahwa salah satu dari tindkan pemberontakan (lih. Kej 10-11) adalah keengganan manusia untuk berpisah dan memenuhi bumi.
“penuhilah bumi dan taklukkanlah itu” Ada dua perintah dalam naskah Ibrani yang berparalel dengan “beranakcuculah dan bertambah banyak” (rentetan tiga Qal IMPERATIVES). Ini menjadikan baik seksualitas manusia dan kendali manusia kehendak Allah.
Kedua kata kerja Ibrani, “menaklukkan” (BDB 461, KB 460) dan “memerintah” (BDB 921, KB 1190), dapat memiliki konotasi negatif (yaitu dominasi yang kejam). Konteks khususnya harus menentukan apakah artinya jinak atau agresif.
1:29 Kerajaan tanaman ini dibagi ke dalam tiga kelompok. Rantai makanannya dimulai dengan fotosintesis dalam tanaman. Semua kehidupan binatang duniawi bergantung pada mujizat kehidupan tanaman. Dalam ayat ini, umat manusia diberikan biji-bijian dan buah-buahan untuk makanannya (lih. 2:16; 6:21), sementara kelompok ketiga, rerumputan, diberikan kepada binatang-binatang. Manusia baru diijinkan memakan daging nanti setelah air bah (lih.Kej 9:3). Ini mungkinberubujngan dengan fakta bahwa tidak mungkin ada panen pada tahun itu. Ini secara teologis tidak pantas untuk menarik undang-undang makanan diet dari Kej 1. Ada kemungkinan juga bahwa penjelasan ini hanya berhubungan dengan Taman Eden. Kematian dan pemakan daging kembali pada fosil tertua yang berhubungan dengan lempengan Cambria 500,000 tahun yang lalu di mana catatan kehidupan yang terfosilkan ini dimulai dengan jumlah yang sangat berlebihan.
1:30 “Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya” Dorongan dari pernyataan ini adalah bahwa semua kehidupan adalah berdasarkan pada proses fotosintesis (yaitu rantai makanan).
1:31 “sungguh amat baik” Ini adalah suatu kesimpulan yang amat sangat penting karena dalam pemikiran Gnostik di kemudian hari, nateri adalah jahat dan roh adalah baik. Dalam sistem Yunani ini (juga beberapa naskah-naskah Mesopotamia) baiik materi maupun roh sama-sama kekal yang berlaku sebagai penjelasan mereka mengenai permasalahan di bumi ini. Namun catatan Ibrani sangatlah berbeda. Hanya Allah yang kekal dan materi diciptakan untuk maksudNya. Tak ada kejahatan dalam ciptaan asli Allah, hanya “kebebasan”!
“Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam” Pentinglah untuk dicatat bahwa, seperti hari ke tiga, hari ke enam memiliki dua tindakan penciptaan, sehingga ada delapan tindakan penciptaan dalam enam hari. Para rabi memulai hari yang baru pada saat senja yang didasarkan atas frasa berikut, “sore dan pagi.”

Secara jelas kajian Teologi dari penulis ini mengalami kerumitan yang PASTI antara pemahaman konsep JAMAK dan ESA. Penulis berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan pembaca bahwa Tritunggal/Trinitas itu benar adanya. Penulis berusaha menerangkan KEJAMAKAN yang Esa. Apakah jamak dapat diartikan Esa/ Tunggal?
Tampaknya penulis sudah cukup rumit berputar-putar menjelaskan hal itu.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa," (Al Baqara 2;21)
Pada kajian diatas, penulis berusaha mengkaitkan perikop diatas dengan pembuktian bahwa Yesus adalah Tuhan. Terlihat pada ayat “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” penulis berusaha meyakinkan pembaca tentang ayat itu bagi penciptaan Adam dan hanya penciptaan Yesus yang sebanding dengan Tuhan.
Tetapi ada juga hal yang menarik pada saat penulis menganalisis arti kata “Kita”, penulis berusaha menghindarkan bagian peran Malaikat didalamnya. Karena dalam Kristen dipercaya bahwa Setan/Iblis adalah jelmaan Malaikat yang memberontak.
Kemudian perhatikan keberanian dan kegagalan penulis menuliskan bahwa "semua kehidupan adalah berdasarkan proses Fotosintesis". Apa yang dimaksud dengan Fotosintesis? Bukankah ini adalah sebuah proses pencernaan alami (khususnya tumbuhan) yang membutuhkan bantuan Sinar Ultra Violet (MATAHARI). Jika seperti itu, Apakah ada mahluk hidup yang berproses fotosintesis sebelum hari keempat menurut Kitab Kejadian, karena Matahari baru diciptakan pada hari keempat? Contohnya tumbuhan yang diciptakan pada Hari ketiga, Mungkinkah terjadi proses Fotosintesis pada Tumbuhan yang diciptakan Hari Ketiga, karena Matahari baru diciptakan Hari Keempat? Mengapa tidak dijawab kembali dengan ayat Alkitab Ijil? Katanya Alkitab Injil mengandung Kebenaran Mutlak dan mampu menjawab sendiri...mana buktinya? Malah terbukti ayatnya saling berkontradiksi dan tidak masuk diakal...Aneh bukan...
Nah biasanya umat Kristen atau ahli Kitabnya akan menjawab secara teologis kembali yaitu, "Yah, itu Rahasia Allah, atau bisa saja itu Keajaiban Allah, atau bisa juga mereka "ngeles" dengan mengatakan itu kesalahan tulis manusia dan ilmu pengetahuan manusia pada jaman itu dan jangan melawan kehendak Allah". Ha3x....Inilah Logika Alkitab Injil umat Kristen yang sudah terkomtaminasi oleh pemikiran manusia. 
Ingat!!! Satu ayat SALAH, gugurlah kata "Kitab Suci" itu (Falsifabilitas).
NASB (UPDATED) TEXT: 2:1-3
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:1 “langit” Di sisni kata ini (BDB 1029) mennjuk pada atmosfir di atas bumi. Dalam beberapa konteks ini menunjuk pada langit berbintang di atas atmosfir.
“Demikianlah diselesaikan… bumi dan segala isinya” Ciptaan jasmani Allah telah menjadi matang (BDB 477, KB 476, Pual IMPERFECT, ay 1 dan Piel IMPERFECT, ay 2). Sekarang telah siap untuk dihuni manusia. Setiap tingkatan penciptaan memiliki penghuni yang tepat. (yaitu “isi” BDB 838). Ini tidak secara spesifik yang menunjuk pada penciptaan malaikat-malaikat. (kecuali 1:1 menyertakannya). Naskah ini berurusan dengan ciptaan jasmani This text is dealing with physical creation. Kata Ibrani “isi”, dalam beberapa konteks, menunjuk pada (1) penyembahan berhala Mesopotamia berhubungan dengan terang-terang di langit (yaitu, matahari, bulan, planet-planet, komet-komet, rasi-rasi bintang (lih. Ul 4:19) atau (2) tentara kemalaikatan YHWH (lih. Yos 5:14), namun di sini kepada semua jenis-jenis yang berbeda dari kehidupan yang diciptakan.
2:2 “Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu” Ini sangat merupaja antropomorfis namun tidak mengisyaratkan bahwa Allah menjadi lelah atau Ia berhenti secara tetap dari keterlibatan aktifNya dengan penciptaan dan umat manusia. Ini adalah suatu pola dasar yang ditetapkan bagi manusia yang memerlukan istirahat dan penyembahan yang teratur.
“berhentilah Ia” Ini adalah akar Ibrani yang sama dengan “Sabat” (BDB 991, KB 1407, Qal IMPERFECT, lih. Kel 20:11; 31:12-17). Ulangan 5:15 memberikan satu lagi alasan bagi Sabat untuk alasan sosiologis, bukan alasan teologis sebagaimana dalam Kel 20:8:11. Kata ini digunakan dalam beberapa cara berbeda, khususnya dalam kitab PB Ibr. 3:7-4:11 dan penafsitan nya akan Maz 95:7-11. Dalam Ibrani istilah “berhenti” ini berlaku baik untuk berhenti Sabat, Tanah Perjanjian, dan persektuan dengan Allah (surga). Allah memberikan teladan bagi ciptaan khususNya, manusia. Persekutuan secara teratur antara Allah dan manusia memang tidak disebutkan, namun secara kontekstual adalah merupakan hal pokok, maksud tujuan dari penciptaan!
“hari ke tujuh” Hari ke 1-6 dimulai dengan sore hari dan ditutup dengan pagi (lih. 1:31), namun hari ke tujuh pagi tak pernah disebutkan. Oleh karena itu, para rabi dan juga penulis PB Ibrani (3:7-4:11) menggunakan hal ini untuk menyimpulkan bahwa perhentian Allah masih tersedia (lih. Maz 95:7-11).
2:3 “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya” Istilah “mengkuduskan” berarti “menjadikannya kudus” (BDB 872, KB 1073, Piel IMPERFECT). Istilah ini digunakan dalam pengertian menyendirikan sesuatu untuk secara khusus digunakan oleh Allah. Sangat dini Allah telah menetapkan suatu hari khusus dan teratur secara tetap untuk DiriNya dan umat manusia bersekutu. Ini tidak berarti bahwa semua hari bukan milik Allah, namun satu secara unik disisihkan untuk persekutuan, penyembahan, pujian dan beristirahat untuk memulihkan tenaga. Asal usul dari seminggu tujuh hari terbungkus dalam kepurbaan dan misteri. Seseorang dapat melihat bagaimana bulan dalam kalender berhubungan dengan fase dari bulan dan bagaimana tahun berhubungan dengan perubahan musim, namun satu minggu tak memiliki sumber yang nyata. Namun demikian, setiap budaya kuno yang kita ketahui, sepertinya telah mengetahuinya ketika sejarah tertulis mereka dimulai.

Sangat tidak jelas apa yang disampaikan pada ayat akhir dari penciptaan ini. Allah hanya menyelesaikan sampai masa dimulainya manusia modern hidup. Artinya Allah terlibat pada ruang dan waktu layaknya mahluk ciptaan-Nya. Sangat berbeda dengan konsep Allah dalam Islam, dimana Allah sudah selesai dalam Alam Semesta ini sampai masa akhirnya.
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah , padahal kamu mengetahui." (Al Baqara 2;22)
Jika kita analogikan dengan logika sederhana manusia, yaitu jika Allah menciptakan sebuah garis dari A-Z, maka Allah dalam Islam sudah berada pada “setelah” titik Z. Sedangkan manusia dan segala ciptaan-Nya baru memulai pada titik A karena terkungkung oleh ruang dan waktu. Itulah konsep Islam. Sehingga kosep Maha Tahu dalam Islam dapat dijelaskan dengan nalar. Karena Allah sudah ada pada titik setelah titik Z, maka apapun yang terjadi antara titik A-Z, Allah jelas sudah tahu.
Sedangkan dalam Kristen, Allah menyelesaikan hanya sampai titik A saja dan kemudian Allah mengikuti perjalananan mahluk ciptaan-Nya dari A sampai ke Z (terkungkung ruang dan waktu). Terlebih Allahnya umat Kristen berubah dahulu atau memerintahkan kembaranNya menjadi manusia (Yesus), dihina, disalib, mati dan katanya  bangkit, kemudian balik lagi ke Surga untuk melihat perjalanan manusia sampai ke titik Z. Dengan konsep seperti itu bagaimana Kristen hendak menjelaskan Ke-Mahaan Tuhan jika perilakunya sama persis dengan mahluk Ciptaan-Nya? Allah dapat bekerja dan berhenti mencipta? Dan akan bekerja lagi pada saat nanti Kiamat?
NASKAH NASB (UPDATED): 2:4-9
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, —5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu—7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 8Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. 9Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Nah, jika anda perhatikan pertanyaan kristis saya sebelumnya tentang surga, pada ayat diatas sangat jelas diuraikan bahwa surga atau Taman Eden baru diciptakan Allah setelah penciptaan manusia. Pertanyaaan saya berikutnya  berkaitan dengan surga dan doa Bapa kami umat Kristen adalah mengatakan “Bapa di Surga”, Dimanakah Allah Bapa berada sebelum diciptakan Surga? Karena Surga atau Taman Eden baru diciptakan setelah diciptakannya manusia (2;8). Jika ini ditanyakan lebih mendalam lagi, dimanakah Yesus pada saat Allah Bapa menciptakan Alam semesta dan surga?
Dari akhir kajian Kitab Kejadian ini dapat disimpulkan tambahan mengenai kajian seorang penulis Barat yaitu, sama saja dengan penafsir Alkitab Injil lainnya. Tafsirannya tidak lebih dari kajian dialektika dan penuh penyesatan logika. Penulis tidak berani mengkaji hal-hal yang jelas sekali secara tektual tertuang pada Kitab Kejadian. Tidak berani mengungkapkan kajian secara sistimatis dan sumber kajiannya. Penulis Barat ini hanya menunjukan referensi ilmiah yang panjang supaya terlihat seolah-olah ilmiah dan masuk diakal, tetapi tidak terkait benang merah dengan kajiannya. Saya tidak menemukan kajian baru pada kajiannya.
Saya berharap nanti akan ada penulis Kristen yang mau membedah Kitab Kejadiannya dengan lebih kritis, ilmiah dan rinci agar lebih fair daripada dikaji oleh umat lain, saya tunggu…
 “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api , maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat." Mereka tuli, bisu dan buta , maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)," atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati . Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir . Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Al Baqara 2;17-20)
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 61 Hal 350-355

Senin, 06 Juni 2011

Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian 14 (JILID 59 Hal 340-345)


Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian (14)
Melihat keraguan dan ketidakyakinan penulis Barat dalam melihat sumber Alkitabnya, tentunya akan berpengaruh pada kajian Kitab Sucinya. Jika sumbernya saja sudah salah, sudah pasti kajiannya akan salah.
“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk."(Al Baqara 2;16)
Mereka membuat kajian penuh keraguan, hal ini tergambar dari kajiannya yang lengkap pada sisi teologi dengan filsafat Dialektika, tetapi menghindari kajian lengkap pada logika Empirik.
NASKAH NASB (UPDATED): 1:6-8
6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
1:6 Ayat ini memiliki dua Qal JUSSIVES (“Jadilah...) Dari kata kerja “adalah” (BDB 224, KB 243). Susunan yang sama ada dalam ayat-ayat 14 dan 22.
  NASB, NET
JPSOA “suatu bentangan”
NKJV “cakrawala”
NRSV, TEV “kubah”
NJB “kolong”
Istilah ini (BDB 956, KB 1290) bisa berarti “menuntaskan” atau “mengulurkan” sebagaimana dalam Yes 42:5. Ini menunjuk pada atmosfir bumi (lih. 1:20) yang digambarkan secara penggambaran sebagai suatu kubah udara atau mangkok terbalik di atas permukaan bumi (lih. Yes 40:22).
“segala air” Air tawar dan air asin adalah elemen penting dalam catatan penciptaan di luar alkitab, namun dalam Alkitab air-air ini dikendalikan oleh Allah. Tak ada perbedaan yang dibuat dalam Kej 1 antara air asin dan air tawar. Air dalam atmosfir dipisahkan dari air di bumi. Analisis dari Kej 1 menunjukkan bahwa Allah memisahkan beberapa hal sebagai suatu proses kepada bumi yang dihuni (terang dari gelap, air di atas dari air di bawah, air di bawah dari daratan, waktu matahari dari waktu bulan).
“memisahkan air dari air” Allah berkuasa dalam mengendalikan kekacauan air (BDB 95, KB 110, Hiphil PARTICIPLE). Ia menyusun batasan-batasannya (lih. Ayb 38:8-11; Maz 33:6-7; Yes 40:12).
1:7 “dan jadilah demikian” Apapun yang Allah kehendaki terjadi dan terus terjadi (lih. 1:9,11,15,24,30).

Perhatikan kalimat “"Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air", dimana kata “ditengah” merujuk pada suatu tempat antara. Tempat antara itu secara tekstual dijelaskan secara tegas bahwa berada ditengah segala air. Kemudian dijelaskan kembali bahwa fungsi cakrawala adalah untuk memisahkan air dari air. Air yang mana? Jelas pada ayat 1;2 disebutkan samudra raya, maka air yang dipisahkan yang dimaksud adalah air diatas (awan/atmosfir) dengan air yang dibawah (air laut/sungai). Nah, kajian ayat ini akan berkaitan dengan ayat 1:14-19 seperti kajian saya pada jilid 32. Perhatikan baik-baik mengenai kata Cakrawala ini.
Perhatikan ayat 1;8, Allah menamai “Cakrawala itu adalah Langit”. Sedangkan Definisi Cakawala menurut Kitab Kejadian adalah suatu ruang antara air diatas dan air dibawah, artinya ruang antara atmosfir dengan samudra/daratan. Nah hal ini nanti anda coba kaitkan dengan ayat Kejadian 1;17, dimana Allah menempatkan benda penerang yang diciptakanNya pada Cakrawala. Masuk diakalkah? Lompatan yang terjadi pada kajiannya pada saat dihadapkan pada logika Empirik. Kajian penulis adalah kajian yang terkena kutukan Allah SWT :
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Al Baqara 2;20)
Perhatikan pula penulis hendak menjelaskan bahwa Allah memisahkan beberapa hal, terang dari gelap artinya bahwa ada gelap dahulu kemudian dipisahkan dengan hadirnya terang. Air diatas dari air dibawah, artinya bahwa air dibawah dahulu yang diciptakan, kemudian dipisahkannya menjadi air diatas. Ini yang menarik, waktu matahari dari waktu bulan, artinya bulan hadir lebih dahulu sebagai standar waktu, kemudian lahirlah matahari yang dipisahkan oleh Allah dari waktu bulan. Sungguh lucu bukan penjelasannya?
Lebih lucu lagi keterangan bahwa Allah dapat mengendalikan “kekacauan air”. Bagaimana mungkin Allah dipusingkan dengan kekacauan air sehingga kemudian membuat batasan-batasannya, seperti perilaku manusia saja bukan?
NASKAH NASB (UPDATED): 1:9-13
9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
1:9-10 Dua KATA KERJA mula-mulanya (BDB 876, KB 1082 dan BDB 906, KB 1157) adalah Niphal IMPERATIVES yang digunakan sebagai JUSSIVES. Apakah ini mengisyaratkan satu benua (yaitu Pangaea)? Bumi berubah bentuk (yaitu lempengan tektonik) secara terus menerus. Pertanyaannya lagi adalah umur dari bumi. Perhatikan juga Allah mengendalikan semua gejala alam. Tidak ada dewa-dewa alam!
1:9 “sehingga kelihatan yang kering” Ini mirip dengan asal gunung suci dari kosmologi Mesir. Satu contoh lagi dari keberbagian akan suatu pandangan dunia umum diseluruh Timur Dekat Kuno adalah bahwa manusia diciptakan dari tanah liat. Ini umum bagi catatan penciptaan Mesopotamia, Mesir dan Israel.
1:11-12 Ini tidak dimaksudkan sebagai suatu penjelasan teknis bagi asal-usul dari semua kehidupan tanaman. Sepertinya ini menunjuk pada tiga jenis tanaman: rerumputan, biji-bijian, dan buah-buahan. Binatang-binatang akan makan yang pertama dan kedua, manusia akan memakan yang kedua dan ketiga. Allah mempersiapkan bumi langkah demi langkah sebagai suatu panggung atau pentas yang akan digunakan untuk bersekutu dan memelihara ciptaan tertinggiNya, manusia. Telah ada beberapa teori-teori ilmiah moderen mengenai urutan perkembangan kehidupan tumbuhan.
Beberapa ilmuwan akan menyatakan urutan seperti ini. Namn kita harus berhati-hati karena teori-teori ilmiah berubah. Orang-orang Kristen tidak percaya Alkitab karena ilmu pengetahuan dan arkeologi menegaskan suatu hal. Kita mempercayainya karena damai yang kita tmukan di dalam Kristus dan pernyataan pengilhaman dari Alkitab itu sendiri.
1:11 “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda” Ini adalah suatu Hiphel JUSSIVE dari kata kerja “bertunas” (BDB 205, KB 233).
“yang menghasilkan buah yang berbiji” Penciptaan telah disusun (lih. ay 12,21,24,25; 6:20; 7:14) sehingga sekali diciptakan, tanaman, binatang, dan manusia dapat berkembang biak dan beradaptasi di dalam dan dari diri mereka. Allah menciptakan kehidupan untuk beradaptasi. Pada tingkat ini, evolusi kepada kondisi-kondisi yang berbeda secara pasti terjadi dari waktu-ke waktu (evolusi mikro atau evolusi horizontal). Ada suatu kecenderungan yang bertumbuh dalam teologia menunju kepada konsep penciptaan progresif yang mengisyaratkan bahwa Allah mungkin telah menciptakan umat manusia (1) dalam tahapan-tahapan atau (2) Adam dan Hawa diciptakan pada tahapan akhir, telah berkembang sepenuhnya (lih. tulisan-tulisan dari Bernard Ramm dan Hugh Ross).
Sebagai kontras dengan Timur Dekat Kuno di mana kesuburan disembah sebagai dewa kembar, ini menunjukkan sumber kehidupan sebagai Allah bukan aktivitas seksual. Dalam banyak hal catatan penciptaan ini mengecilkan dewa-dewa dari Timur Dekat kuno (air; terang/gelap; badan-badan surgawi, kekuatan alam; dan dewa-dewa kesuburan) pada saar tulah dari Keluaran mengecilkan dewa-dewa Mesir. Satu-satunya inisiator adalah satu-satunya Allah yang esa!

Saya tidak mengerti maksud dari tujuan penulis mengkaji Kitab Kejadian dengan standar ganda seperti ini. Hal-hal yang bersifat manusiawi dan logis tidak dijelaskan dengan lengkap, tetapi jika dihadapkan pada kajian teologi sangat lengkap dan rinci. Rinci menggambarkan pembanding dengan referensi-referensi yang lengkap.
Penulis membangun kajiannya ini pada sub Bab Kata dan Frasa, tetapi tidak membandingkan kata “Cakrawala” dengan kata “ Langit”, kemudian dibandingkan dengan ayat Kitab Kejadian 1;17. Saya pikir ini adalah kajian kata dan Frasa yang sesuai dengan Alkitab Injil itu sendiiri. Bukankah penulis mengklaim bahwa Alkitab Injil dapat menjelaskan Alkitab itu sendiri?
NASKAH NASB (UPDATED): 1: 14-19
14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
1:14 “menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun” Bendabenda penerang di langit adalah untuk menandai hari-hari raya (lih. 18:14; Im 23; Ul 31:10) dan siklus peristirahatan, kerja, dan penyembahan (lih. Maz 104:19-23). Matahari diciptakan untuk membagi kalender dan tiap hari ke dalam bagian-bagian waktu untuk membantu manusia memenuhi semua tanggung jawab mereka (yaitu jasmani dan rohani).
1:16 “kedua benda penerang yang besar itu… dan menjadikan juga bintang-bintang.” Allah adalah pencipta dari benda-benda langit (lih. Yes 40:26). Benda-benda ini bukanlah dewa-dewa untuk disembah (penyembahan bintang Mesopotamia, lih. Ul 4:19; Yeh 8:16) namun hamba-hamba jasmani (lih. Maz 19:1-6). Ini adalah suatu pernyataan teologis!
1:17-18 Struktur paralel dari bahasa Ibrani mengisyaratkan tiga maksud sebagai tambahan dari ay 14.

Kitab Kejadian ayat 1;17 sangat tekstual dinyatakan bahwa Allah menempatkan benda penerang pada “Cakrawala” untuk menerangi Bumi. Apakah tidak hangus semua mahluk di Bumi akibat ayat ini? Perhatikan penulis yang takut menjelaskan tentang perikop ayat ini. Penulis hanya menegaskan bahwa Allah menciptakan benda-benda langit itu.
NASKAH NASB (UPDATED): 1:20-23
20Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
1:20-23 Binatang-binatang tak bertulang belakang muncul dalam Periode Cambria secara tiba-tiba dan dalam berbagai bentuk. Tidak ada bukti jasmani akan adanya perkembangan bertahap.
Kata kerja “berkeriap” (BDB 1056, KB 1655) dan “terbang” (BDB 733, KB 800) yang digunakan dalam ayat 20 keduanya berbentuk IMPERFECT yang digunakan sebagai JUSSIVES.
1:20 “makhluk yang hidup” kata yang sama ini, nephesh (BDB 659), digunakan mengenai manusia (lih. 2:7) dan binatang (lih. 2:19; Im 11:46; 24:18). Ini mewakili daya hidup (lih. Yeh 18:4) yang berhubungan dengan dan bergantung pada planet ini.
“burung-burung” Secara hurufiah ini adalah “hal-hal yang terbang” (BDB 733) karena dalam Ul 14:19-20 ini bisa menunjuk pada serangga.
1:21 “menciptakan” Ini adalah istilah bara (BDB 135, KB 153, Qal IMPERFECT) sebagaimana dalam Kej 1:1. Ini mengisyaratkan penciptan Illahi. “Manusia dan binatang” adalah di “buat” dalam 1:24-25 yang mengisyaratkan berasal dari materi yang telah ada sebelumnya (yaitu debu). Namun demikian, bara digunakan untuk “manusia” dalam 1:27 (tiga kali). Istilah khusus ini digunakan mengenai (1) alam semesta (atau bumi) dalam 1:1; (2) mengenai makhlukmakhluk lautan dalam 1:21; dan (3) mengenai umat manusia dalam 1:27.

Kecewa saya dengan kajian yang ditampilkan oleh penulis ini. Kajian yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis saya dan pembaca tidak dapat dihadirkan. Jawabanya sama saja dengan penafsir-penafsir Alkitab Injil selama ini.
NASB, NRSV,
TEV, NJB “binatang laut yang besar”
NKJV, NIV “makhlk-makhluk laut yang besar”
LXX, KJV, “ikan-ikan paus yang besar”
JB “ular-ular laut yang besar”
Ini mungkin menunjuk pada lewiatan (BDB 1072, lih. Maz 104:26; 148:7; Ayb 41:dst). Kadang-kadang firman tersebut dikaitkan dengan musuh-musuh Israel: (1) Mesir, Yes 51:9; Yeh 29:3; 32:2 (kadang-kadang dirujuk sebagai “Rahab” lih. Maz 89:10; Yes 51:9) dan (2) Babilonia, Yer 51:34. Seringkali ini dikaitkan dengan musuh-musuh rohani/kosmik, Ayb 7:12; Maz 74:13; Yes 27:1. Catatan Penciptaan Kanaan membuat hal ini suatu dewa yang berkelahi melawan Baal namun di dalam Alkitab ini adalah ciptaan yang baik dari Allah yang esa dan benar.
“segala jenis burug yang bersayap” Ini termasuk segala yang terbang, burung-burung dan seranggaserangga (lih. Ul 14:19-20).
1:22 Sebagaimana tanaman dibuat untuk berkembang biak, demikian pula, binatang-binatang. Allah menginginkan planetNya dipenuhi dengan kehidupan (rentetan dari Qal IMPERATIVES [dan satu JUSSIVE], lih. 1:28; 9:1,7). Ini adalah satu daru masalah pemberontakan (yaitu ketidak bersediaan untuk berpisah dan memenuhi bumi) Menara Babel (lih. Kej 10-11).

Sekali lagi saya hanya menemukan kajian teologis. Bayangkan bahwa ayat diatas dikaitkan dengan musuh-musuh rohani Israel. Tidak ada kajian sedikitpun mengenai logika empirik tentang penciptaan mahluk air yang diciptakan pertama kali yang jelas sama dengan kajian Filsuf Yunani yang mengatakan bahwa Mahluk air itulah yang pertama kali hadir dan terjadi perubahan bentuk (evolusi).
NASKAH NASB (UPDATED): 1:24-25
24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:24 “Berfirmanlah Allah,” Elohim (BDB 43) adalah nama kuno yang jamak bagi Allah yang mendominasi pasal 1. Etimologinya tidak pasti. Para rabi mengatakan bahwa ini menunjukkan Allah sebagai pencipta, penyedia dan pemelihara segenap kehidupan di planet bumi. Bentuk JAMAK ini sepertinya secara teologis signifikan jika dihubungkan dengan 1:26; 3:22; 11:7 dan kejamakan dari kata “esa” yang ditemukan dalam doa monoteisme yang terkenal (Shema), Ul 6:4-6. Ketika diguakan mengenai Allah Israel KATA KERJAnya hampir selalu berbentuk TUNGGAL. Kata elohim dalam PL dapat menunjuk pada (1) para malaikat (lih. Maz 8:5); (2) hakim-hakim manusia (lih. Kel 21:6; 22:8,9; Maz 82:1); atau (3) dewa-dewa lain (lih. Kel 18:11; 20:3; I Sam 4:8). Lihat Topik Khusus: Nama bagi KeTuhanan pada 2:4.
3. Alam, sampai batas tertentu, memuliakan Allah.
a. Mazmur 19:1-6
b. Mazmur 29:1-9
c. Ayub 37-41
4. Alam adalah salah satu cara yang Allah gunakan untuk menunjukkan kasih dan loyalitas pada
perjanjianNya.
a. Ulangan 27-28; I Raja-raja 17
b. Keseluruhan kitab nabi-nabi
B. New Testament
1. Allah dipandang sebagai pencipta. Hanya ada satu Pencipta, Allah Tritunggal (Elohim, Kej 1:1; Roh, Kej 1:2; dan Yesus, PB). Segala hal yang lain adalah diciptakan.
a. Kisah 17:24
b. Ibrani 11:3
c. Wahyu 4:11
2. Yesus adalah pelaksana penciptaan dari Allah
a. Yohanes 1:3,10
b. I Korintus 8:6
c. Kolose 1:16
d. Ibrani 1:2
3. Yesus berbicara mengenai kepedulian Allah akan alam secara tidak langsung dalam khotbahkhotbahNya.
a. Matius 6:26,28-30, burung-burung diudara dan bunga bakung di padang
b. Matius 10:29, burung pipit
4. Paulus menyatakan bahwa semua manusia bertanggung jawab atas pengenalannya akan Allah dalam
penciptaan (yaitu perwahyuan alamiah, lih. Rom 1:19-20; Wah 21-22).
III. Kesimpulan
A. Kita terikat pada hukum-hukum alam!
B. Manusia yang penuh dosa telah menyelewengkan pemberian Allah yaitu alam sebagaimana juga pemberian-pemberian indah yang lain yang dari Allah.
C. Hukum alam adalah bersifat sementara. Semuanya akan berlalu (II Pet 3:7). Allah menggerakkan dunia kita kepada suatu keterkaitan yang histories. Dosa akan merajalela, namun Allah telah menetapkan batasannya. Ciptaan akan ditebus (lih. Rom 8:18-25).
“Hendaklah bumi mengeluarkan” Ini (BDB 422, KB 425) adalah sebuah Hiphil JUSSIVE. Ada perbedaan yang dibuat dalam Kej 1 antara Allah yang menciptakan dengan firman yang terucap dari yang tidak ada dan apa yang telah diciptakanNya, berkembang biak (yaitu beradaptasi). Bandingkan ayat 20 dan 21 dan ayat 24 dan 25.
“segala jenis makhluk yang hidup” Ayat 24-25 menjelaskan binatang-binatang darat baik besar maupun kecil, jinak atau liar. Perhatikan kata “makhluk yang hidup” (BDB 659 dan 311) didasarkan atas kata nephesh yang adalah kata yang digunakan bagi manusia dalam Kej 2:7. Nyatalah bahwa keunikan manusia bukanlah ditemukan dalam kata nephesh, yang sering diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai “jiwa.”
“binatang melata” Secara hurufiah ini menunjuk pada “meluncur” or “menggeser” (BDB 943). Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam ay 21, “yang bergerak.” Sepertinya ini menunjuk pada semua binatang yang tidak berjaan dengan kaki atau memiliki kaki yang demikian pendek sehingga tak terlihat.
“dan jadilah demikian” Hasrat Allah menjadi kenyataan! Lihat catatan pada 1:7.
1:25 “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” Ciptaan Allah adalah baik (BDB 373) dan diproklamirkan sebagai “sangat baik” dalam 1:31. Ini mungkin adalah suatu ungkapan Ibrani yang berarti memadai untuk suatu maksud yang ditugaskan. Secara teologis ini bisa juga berbicara tentang ke tidak hadiran dosa dari ciptaan Allah yan mula-mula. Dosa adalah hasil dari pemberontakan, bukan penciptaan.

Nah pada kajian khususnya pada ayat 24, dimana kalimat “ Hendaklah Bumi mengeluarkan segala jenis…” menunjukan bahwa Kitab Kejadian menganut PAHAM EVOLUSIONIS, bertabrakan dengan ayat 1;1. Hal ini juga diakui dalam kajiannya, hanya dijawab dengan singkat bahwa itu ada perbedaan antara firman dengan Allah yang menciptakan, apa maksudnya ini? Tidak ada kajian kritis mengenai kajiannya ini. Seperti hal yang sudah disepakati  dalam kajian apapun, baik teologis, filsafat maupun Imiah harus kembali atau berujung pada akal sehat atau Nalar.
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (Al Baqara 2;15)
Mari kita lanjutkan analisis/kajiannya pada jilid berikutnya
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 60 Hal 345-350