ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Senin, 04 April 2011

Perbandingan Konsep Keimanan (JILID 27 Hal 174-180)


Perbandingan Konsep Keimanan
 Dari penjelasan antara Konsep Keimanan Islam dan Keimanan Kristen sebelumnya, Apa Kelebihan dan Kekurangannya dari masalah keimanan diatas? Mari kita telaah dengan SWOT Analisys (Strenght, Weakness, Oportunity and Treath) sederhana.
Kelebihan. (Strenght)
Kelebihan Keimanan Islam adalah, dikarenakan umat Muslim mengalami proses berpikir dan pencarian keimanannya, maka pada saat Muslim tersebut mencapai tingkatan MEMAHAMI saja, akan sulit bagi siapapun untuk menggoyahkan keimanan seorang Mu’min. Karena pada tingkatan ini, Syariat dan Tarekat dalam ajaran agama Islam bukan lagi dipandang sebagai “Kewajiban”, melainkan sudah merupakan “Kebutuhan” Hidup. Sedangkan bagi umat Muslim yang hanya sampai tingkatan “Mengerti kebawah” atau Syariat/Tarekat, memang masih mudah untuk dipengaruhi. Oleh sebab itulah, maka Umat Muslim pada tingkatan ini masih harus selalu diingatkan dan  didorong untuk terus belajar, Shalat 5 Waktu, membaca Alquran, singkatnya melakukan latihan pembelajaran secara terus menerus.
Sedangkan kelebihan Keimanan Kristen adalah lebih mudah bagi orang-orang yang menginginkan sesuatu yang serba pasti, mudah ditakut-takuti dengan dosa (dosa turunan) dan cara-cara pintas (instant) untuk memperoleh pahala-pahala Ketuhanan, karena janji-janji (Doktrin) pembebasan dosa (ditanggung Yesus), penebusan dosa dan jaminan keselamatan, hal yang sangat tidak masuk diakal. Dengan berbagai macam cara dihalakan untuk dapat memasukan seseorang pada Keimanan Kristen, seperti dalam ayat ini:
“Tetapi biarlah begitu, aku ini tiada membebankan kamu, melainkan sebab tjerdik, aku tangkap kamu dalam muslihat(2 Korintus 12:16; Perdjandjian Baharu, The Gideons International, 1970).
Atau dalam Terjemahan baru
“Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi--kamu katakan--dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya. “(2 Korintus 12:16)
Apakah karena kecerdikan orang diminta masuk sebuah keyakinan? Apakah agama bicara tentang tipu Muslihat atau kebenaran? Ayat diatas inilah yang sering digunakan penginjil atau misionaris untuk menghalalkan segala cara.
Agama Islam tidak pernah memahami ini karena dalam Agama Islam.
Bahwa tidaklah seseorang yang berdosa akan menanggung dosa yang lain.” (Qs 53 An Najm 38-39)
Dalam Islam, Keselamatan itu justru berada dalam panduan Hidup umat Islam yaitu AlQuran :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Al-I Imran 3;103)
Dan Allah memberikan pengampunan dosa pada mereka, jika mereka memeluk Islam dan bertobat:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni'mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).” (Al Fath 48;1-3)
Dan Allah-lah yang akan memberikan ketenangan dalam Hati.
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (Al Fath 48;1-3)
Dari masalah kelebihan ini saja, saya berani mengambil sebuah hipotesis bahwa: Semakin tinggi tingkat intelektual seseorang, maka semakin kuat seseorang untuk mencari Keimanan yang mengandung Kebenaran Mutlak melalui sebuah proses pengetahuan (kaidah ilmiah). Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelektual seseorang, maka semakin banyak orang memilih keimanan karena didoktrinisasi agama/kepercayaan.
Kekurangan (Weakness)
Kekurangan Keimanan Islam adalah tidak mudah bagi setiap orang untuk langsung meyakini apa yang tertuang dalam Kitab Suci AlQuran untuk mencapai keimanannya, karena harus memenuhi/melalui proses pembelajaran terlebih dahulu. Jadi manusia yang sudah berhenti belajar atau tidak mau belajar, maka sulit baginya untuk mencapai pemahaman tentang ajaran Islam yang benar.
bSedangkan kekurangan Keimanan Kristen adalah Kekhawatiran bagi para pemimpin agamanya dimana umatnya yang mulai berpikir kritis dan mencari pembenaran-pembenaran dengan akal budi manusianya dan pengetahuan ilmiahnya untuk membedah kebenaran-kebenaran dalam Kitab Suci Alkitabnya tersebut. Pertanyaan tentang janji-janji kepastian, penebusan dosa dan lain sebagainya. Kekhawatiran tersebut sangat sederhana yaitu kebalikan Proses dari Keimanan Islam. Karena mudahnya mengartikan Iman sebagai sebuah bentuk dari rasa “percaya” dan secepatnya memeluk agama kristen, maka proses alami akal manusia akan bekerja justru setelah orang tersebut dianggap beriman dalam agama Kristen . Semakin Umat Kristen tahu tentang ilmu pengetahuan dan mengkomparasikan ilmu pengetahuannya tersebut dengan Alkitab, maka semakin menurunlah tingkat Keimanannya. Penurunan ini banyak disebabkan oleh pembuktian oleh diri mereka sendiri atau literatur ilmiah berdasarkan kaidah ilmiah yang membuktikan Injil banyak mengandung Kebenaran Relatif (buatan manusia) dan mengecilkan sifat Ke-Maha-an Tuhannya sendiri. seperti dalam proses menurunnya Keimanan Kristen dibawah ini : MENG-IMAN-I menjadi sekedar MEYAKINI menjadi sekedar MEMAHAMI menjadi  sekedar MENGERTI menjadi sekedar TAHU menjadi TIDAK TAHU dan akhirnya menjadi ATHEIS. Kekuatan pikiran dari kaum Atheis banyak mempengaruhi kaum Religius di Barat, Alquran mengidentifikasi hal ini:
“Apakah mereka diperintah oleh fikiran-fikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?” (At Thur 52;32)
Hal ini dibuktikan oleh hasil Riset yang datanya kita bisa dapatkan dalam Wikipedia mengenai Demografi penganut Atheis. Dimana kita tahu selama ini Negara Barat mayoritasnya adalah beragama Kristen.
“Survei tahun 2005 yang dipublikasi dalam Encyclopædia Britannica menunjukkan bahwa kelompok non-religius mencapai sekitar 11,9% populasi dunia, dan ateis sekitar 2,3%. Jumlah ini tidak termasuk orang-orang yang memeluk agama ateistik, seperti agama Buddha. Survei November-Desember 2006 yang dilakukan di Amerika Serikat dan lima negara Eropa, dan dipublikasi di Financial Times menunjukkan bahwa orang Amerika (73%) cenderung lebih percaya kepada tuhan/dewa atau makhluk tertinggi dalam bentuk apapun daripada orang Eropa. Di antara orang dewasa Eropa yang disurvei, orang Italia adalah yang paling banyak percaya (62%) dan orang Perancis adalah yang paling rendah (27%). Di Perancis, 32% mengaku dirinya sebagai ateis, dan 32% lainnya mengaku sebagai agnostik (hampir 50% atheis,red). Survei resmi Uni Eropa memberikan hasil-hasil berikut: 18% populasi Uni Eropa tidak percaya pada tuhan; 27% yakin akan keberadaan beberapa "makhluk halus atau roh", manakala 52% percaya pada tuhan-tuhan tertentu. Proporsi orang yang percaya naik menjadi 65% pada orang-orang yang putus sekolah pada usia 15; responden survei yang menganggap dirinya berasal dari latar belakang keluarga yang keras juga lebih cenderung percaya pada tuhan daripada yang merasa dirinya tumbuh di lingkungan tanpa aturan yang keras.
Pada sensus pemerintah Australia pada tahun 2006, pada pertanyaan yang menanyakan Apakah agama anda? Dari keseluruhan populasi, 18,7% mencentang kotak tak beragama ataupun menulis sebuah respon yang diklasifikasikan sebagai non-religius (humanisme, agnostik, ateis). Pertanyaan ini bersifat sukarela dan 11,2% tidak menjawab pertanyaan ini.  Pada sensus Selandia Baru 2006 yang menanyakan Apakah agama anda?, 34,7% mengindikasikan tidak beragama, 12,2% tidak merespon ataupun keberatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. ”

Kesempatan (Oportunity)
Dari hasil analisis dan hipotesis saya diatas, dibandingkan dengan hasil riset tersebut menjelaskan Semakin tinggi tingkat intelektual seseorang, maka semakin kuat seseorang untuk mencari Keimanan yang yang mengandung Kebenaran Mutlak melalui sebuah proses pengetahuan. Oleh sebab itu banyak kaum Kristen dan kelompok anti agama yang berusaha menghalangi masuknya Islam ke negara-negara Barat dengan cara propaganda-propaganda teroris, HAM, persamaan Gender (Feminisme), ideologisme Manusia, pembatasan ibadah kaum Muslim di Barat dsb. Karena pada saat masyarakat Barat memiliki kemudahan akses terhadap informasi tentang Islam yang benar, maka dikhawatirkan terjadi Muslimisasi di negara-negara Barat.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya." (As-Shaff 61:8)
Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelektual seseorang, maka semakin banyak orang memilih karena doktrinisasi agama (“Proporsi orang yang percaya naik menjadi 65% pada orang-orang yang putus sekolah pada usia 15”) karena mudah dimanipulasi. Semakin tinggi tingkat intelektual seseorang, maka pencarian dengan ilmu pengetahuan akan kebenaran mutlak semakin dibutuhkan untuk pencapai Keimanan. Artinya bahwa hasil Riset ini menerima hipotesis saya. Bagaimana sebuah hasil riset/survey lagi menegaskan dan membenarkan hipotesis saya (wikipedia) “
“Sebuah surat yang dipublikasi di Nature pada tahun 1998 melaporkan sebuah survei bahwa kepercayaan pada tuhan personal (bersifat manusiawi,red) ataupun kehidupan setelah mati berada dalam posisi terendah di antara para anggota Akademi Sains Nasional AS, hanya 7,0% anggota yang percaya pada tuhan personal, dibandingkan dengan lebih dari 85% masyarakat AS secara umumnya. Pada tahun yang sama pula, Frank Sulloway dari Massachusetts Institute of Technology dan Michael Shermer dari California State University melakukan sebuah kajian yang menemukan bahwa pada sampel survei mereka yang terdiri dari orang dewasa AS yang "dipercayai" (12% Ph.D dan 62% lulusan perguruan tinggi), 64%-nya percaya pada Tuhan, dan terdapat sebuah korelasi yang mengindikasikan menurunnya tingkat kepercayaan seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan. Korelasi yang berbanding terbalik antara keimanan dengan kecerdasan juga telah ditemukan pada 39 kajian yang dilakukan antara tahun 1927 sampai dengan tahun 2002, menurut sebuah artikel dalam Majalah Mensa. Penemuan ini secara luas sesuai dengan meta-analisis statistis tahun 1958 yang dilakukan oleh Profesor Michael Argyle dari Universitas Oxford. Ia menganalisa tujuh kajian riset yang telah menginvestigasi korelasi antara sikap terhadap agama dengan pengukuran inteligensi pada pelajar-pelajar sekolah dan perguruan tinggi AS. Walaupun korelasi negatif ditemukan dengan jelas, analisis ini tidak mengidentifikasi sebab musababnya, namun menilai bahwa faktor-faktor seperti latar belakang keluarga yang otoriter dan kelas sosial mungkin memainkan sebagian peran penting.”

Ancaman (Treath)
Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi 10 sampai 20 tahun yang akan datang, jika fenomena ini terus terjadi. Klaim bahwa negara-negara Barat sebagai Negara mayoritas Kristen sebentar lagi akan sirna, lebih tepatnya lagi Negara-negara Barat lebih condong sebagai Negara yang mayoritas Atheis. Suatu tantangan dan ancaman besar bagi Pemimpin-pemimpin Kristen di Barat mengenai fenomena survey diatas. Di satu sisi mereka berusaha mempertahankan eksistensinya, tetapi disisi lain keyakinan masyarakat Barat semakin merosot terhadap Kristen dan Alkitabnya, ditambah dengan hasil-hasil penemuan Ilmiah yang banyak menggugurkan Kebenaran Mutlaknya. Dan Para Pemimpin Kristen sedang mencari cara/doktrin/propaganda untuk tetap membuktikan bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah Kebenaran Mutlak yang harus bersih dan suci dari noda manusia dan perselisihan ayat. Kebenaran Mutlak dan logis yang justru ditawarkan oleh agama Islam.
Usaha membendung Islam yang dianggapnya sebagai ancaman, karena proses merosotnya keyakinan masyarakat Barat terhadap Kristen justru memberikan peluang kepada agama Islam untuk berkembang disana. Politik “Islamfobia” dengan teori pencitraan media dan propaganda politik terus dilakukan setelah runtuhnya komunisme. Setelah  runtuhnya komunisme, masyarakat Barat mencari musuh baru untuk menciptakan rasa nasionalisme dan persaudaraan seiman umat Kristen dunia, yaitu Islam. Karena tanpa musuh, Nasionalisme itu akan luntur secara perlahan-lahan. Terlebih lagi bagi negara yang menganut Nsionalisme dengan dukungan ekonomi negaranya berasal dari industri Militer atau persenjataan. Islam disamakan seperti ancaman komunisme masa lalu.
Merosotnya Keimanan umat Kristen oleh kaum Atheis sudah diidentifikasi dalam Alquran.
“Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (At Thur 52;41-43)
Belum lagi tingkat dan kualitas pendidikan yang semakin baik di Indonesia. Bagi umat Kristen, jika disadari berdasarkan survey diatas, maka pendidikan adalah sumber ancaman utama bagi umat Kristen. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang artinya semakin tinggi rasional dan logis manusia tersebut, maka makin sulitlah doktrin gereja bekerja. Kristen agama yang baik untuk masa kegelapan (kebodohan) seperti masa kaum pagan di Barat. Ditambah dengan teror Laskar Inquisisi, maka Kristen cepat sekali perkembangannya di Barat. Sedangkan bagi Umat Islam, semakin tinggi tingat pendidikan, maka ini bukanlah ancaman melainkan sebaliknya adalah sebuah kesempatan emas yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
AlQuran menegaskan :
Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (Al-i Imran 3;3)
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 28 Hal 180-185

Tidak ada komentar:

Posting Komentar