ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Senin, 06 Juni 2011

Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian 14 (JILID 59 Hal 340-345)


Debat Singkat Kerusakan Kitab Kejadian (14)
Melihat keraguan dan ketidakyakinan penulis Barat dalam melihat sumber Alkitabnya, tentunya akan berpengaruh pada kajian Kitab Sucinya. Jika sumbernya saja sudah salah, sudah pasti kajiannya akan salah.
“Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk."(Al Baqara 2;16)
Mereka membuat kajian penuh keraguan, hal ini tergambar dari kajiannya yang lengkap pada sisi teologi dengan filsafat Dialektika, tetapi menghindari kajian lengkap pada logika Empirik.
NASKAH NASB (UPDATED): 1:6-8
6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
1:6 Ayat ini memiliki dua Qal JUSSIVES (“Jadilah...) Dari kata kerja “adalah” (BDB 224, KB 243). Susunan yang sama ada dalam ayat-ayat 14 dan 22.
  NASB, NET
JPSOA “suatu bentangan”
NKJV “cakrawala”
NRSV, TEV “kubah”
NJB “kolong”
Istilah ini (BDB 956, KB 1290) bisa berarti “menuntaskan” atau “mengulurkan” sebagaimana dalam Yes 42:5. Ini menunjuk pada atmosfir bumi (lih. 1:20) yang digambarkan secara penggambaran sebagai suatu kubah udara atau mangkok terbalik di atas permukaan bumi (lih. Yes 40:22).
“segala air” Air tawar dan air asin adalah elemen penting dalam catatan penciptaan di luar alkitab, namun dalam Alkitab air-air ini dikendalikan oleh Allah. Tak ada perbedaan yang dibuat dalam Kej 1 antara air asin dan air tawar. Air dalam atmosfir dipisahkan dari air di bumi. Analisis dari Kej 1 menunjukkan bahwa Allah memisahkan beberapa hal sebagai suatu proses kepada bumi yang dihuni (terang dari gelap, air di atas dari air di bawah, air di bawah dari daratan, waktu matahari dari waktu bulan).
“memisahkan air dari air” Allah berkuasa dalam mengendalikan kekacauan air (BDB 95, KB 110, Hiphil PARTICIPLE). Ia menyusun batasan-batasannya (lih. Ayb 38:8-11; Maz 33:6-7; Yes 40:12).
1:7 “dan jadilah demikian” Apapun yang Allah kehendaki terjadi dan terus terjadi (lih. 1:9,11,15,24,30).

Perhatikan kalimat “"Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air", dimana kata “ditengah” merujuk pada suatu tempat antara. Tempat antara itu secara tekstual dijelaskan secara tegas bahwa berada ditengah segala air. Kemudian dijelaskan kembali bahwa fungsi cakrawala adalah untuk memisahkan air dari air. Air yang mana? Jelas pada ayat 1;2 disebutkan samudra raya, maka air yang dipisahkan yang dimaksud adalah air diatas (awan/atmosfir) dengan air yang dibawah (air laut/sungai). Nah, kajian ayat ini akan berkaitan dengan ayat 1:14-19 seperti kajian saya pada jilid 32. Perhatikan baik-baik mengenai kata Cakrawala ini.
Perhatikan ayat 1;8, Allah menamai “Cakrawala itu adalah Langit”. Sedangkan Definisi Cakawala menurut Kitab Kejadian adalah suatu ruang antara air diatas dan air dibawah, artinya ruang antara atmosfir dengan samudra/daratan. Nah hal ini nanti anda coba kaitkan dengan ayat Kejadian 1;17, dimana Allah menempatkan benda penerang yang diciptakanNya pada Cakrawala. Masuk diakalkah? Lompatan yang terjadi pada kajiannya pada saat dihadapkan pada logika Empirik. Kajian penulis adalah kajian yang terkena kutukan Allah SWT :
“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (Al Baqara 2;20)
Perhatikan pula penulis hendak menjelaskan bahwa Allah memisahkan beberapa hal, terang dari gelap artinya bahwa ada gelap dahulu kemudian dipisahkan dengan hadirnya terang. Air diatas dari air dibawah, artinya bahwa air dibawah dahulu yang diciptakan, kemudian dipisahkannya menjadi air diatas. Ini yang menarik, waktu matahari dari waktu bulan, artinya bulan hadir lebih dahulu sebagai standar waktu, kemudian lahirlah matahari yang dipisahkan oleh Allah dari waktu bulan. Sungguh lucu bukan penjelasannya?
Lebih lucu lagi keterangan bahwa Allah dapat mengendalikan “kekacauan air”. Bagaimana mungkin Allah dipusingkan dengan kekacauan air sehingga kemudian membuat batasan-batasannya, seperti perilaku manusia saja bukan?
NASKAH NASB (UPDATED): 1:9-13
9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
1:9-10 Dua KATA KERJA mula-mulanya (BDB 876, KB 1082 dan BDB 906, KB 1157) adalah Niphal IMPERATIVES yang digunakan sebagai JUSSIVES. Apakah ini mengisyaratkan satu benua (yaitu Pangaea)? Bumi berubah bentuk (yaitu lempengan tektonik) secara terus menerus. Pertanyaannya lagi adalah umur dari bumi. Perhatikan juga Allah mengendalikan semua gejala alam. Tidak ada dewa-dewa alam!
1:9 “sehingga kelihatan yang kering” Ini mirip dengan asal gunung suci dari kosmologi Mesir. Satu contoh lagi dari keberbagian akan suatu pandangan dunia umum diseluruh Timur Dekat Kuno adalah bahwa manusia diciptakan dari tanah liat. Ini umum bagi catatan penciptaan Mesopotamia, Mesir dan Israel.
1:11-12 Ini tidak dimaksudkan sebagai suatu penjelasan teknis bagi asal-usul dari semua kehidupan tanaman. Sepertinya ini menunjuk pada tiga jenis tanaman: rerumputan, biji-bijian, dan buah-buahan. Binatang-binatang akan makan yang pertama dan kedua, manusia akan memakan yang kedua dan ketiga. Allah mempersiapkan bumi langkah demi langkah sebagai suatu panggung atau pentas yang akan digunakan untuk bersekutu dan memelihara ciptaan tertinggiNya, manusia. Telah ada beberapa teori-teori ilmiah moderen mengenai urutan perkembangan kehidupan tumbuhan.
Beberapa ilmuwan akan menyatakan urutan seperti ini. Namn kita harus berhati-hati karena teori-teori ilmiah berubah. Orang-orang Kristen tidak percaya Alkitab karena ilmu pengetahuan dan arkeologi menegaskan suatu hal. Kita mempercayainya karena damai yang kita tmukan di dalam Kristus dan pernyataan pengilhaman dari Alkitab itu sendiri.
1:11 “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda” Ini adalah suatu Hiphel JUSSIVE dari kata kerja “bertunas” (BDB 205, KB 233).
“yang menghasilkan buah yang berbiji” Penciptaan telah disusun (lih. ay 12,21,24,25; 6:20; 7:14) sehingga sekali diciptakan, tanaman, binatang, dan manusia dapat berkembang biak dan beradaptasi di dalam dan dari diri mereka. Allah menciptakan kehidupan untuk beradaptasi. Pada tingkat ini, evolusi kepada kondisi-kondisi yang berbeda secara pasti terjadi dari waktu-ke waktu (evolusi mikro atau evolusi horizontal). Ada suatu kecenderungan yang bertumbuh dalam teologia menunju kepada konsep penciptaan progresif yang mengisyaratkan bahwa Allah mungkin telah menciptakan umat manusia (1) dalam tahapan-tahapan atau (2) Adam dan Hawa diciptakan pada tahapan akhir, telah berkembang sepenuhnya (lih. tulisan-tulisan dari Bernard Ramm dan Hugh Ross).
Sebagai kontras dengan Timur Dekat Kuno di mana kesuburan disembah sebagai dewa kembar, ini menunjukkan sumber kehidupan sebagai Allah bukan aktivitas seksual. Dalam banyak hal catatan penciptaan ini mengecilkan dewa-dewa dari Timur Dekat kuno (air; terang/gelap; badan-badan surgawi, kekuatan alam; dan dewa-dewa kesuburan) pada saar tulah dari Keluaran mengecilkan dewa-dewa Mesir. Satu-satunya inisiator adalah satu-satunya Allah yang esa!

Saya tidak mengerti maksud dari tujuan penulis mengkaji Kitab Kejadian dengan standar ganda seperti ini. Hal-hal yang bersifat manusiawi dan logis tidak dijelaskan dengan lengkap, tetapi jika dihadapkan pada kajian teologi sangat lengkap dan rinci. Rinci menggambarkan pembanding dengan referensi-referensi yang lengkap.
Penulis membangun kajiannya ini pada sub Bab Kata dan Frasa, tetapi tidak membandingkan kata “Cakrawala” dengan kata “ Langit”, kemudian dibandingkan dengan ayat Kitab Kejadian 1;17. Saya pikir ini adalah kajian kata dan Frasa yang sesuai dengan Alkitab Injil itu sendiiri. Bukankah penulis mengklaim bahwa Alkitab Injil dapat menjelaskan Alkitab itu sendiri?
NASKAH NASB (UPDATED): 1: 14-19
14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
1:14 “menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun” Bendabenda penerang di langit adalah untuk menandai hari-hari raya (lih. 18:14; Im 23; Ul 31:10) dan siklus peristirahatan, kerja, dan penyembahan (lih. Maz 104:19-23). Matahari diciptakan untuk membagi kalender dan tiap hari ke dalam bagian-bagian waktu untuk membantu manusia memenuhi semua tanggung jawab mereka (yaitu jasmani dan rohani).
1:16 “kedua benda penerang yang besar itu… dan menjadikan juga bintang-bintang.” Allah adalah pencipta dari benda-benda langit (lih. Yes 40:26). Benda-benda ini bukanlah dewa-dewa untuk disembah (penyembahan bintang Mesopotamia, lih. Ul 4:19; Yeh 8:16) namun hamba-hamba jasmani (lih. Maz 19:1-6). Ini adalah suatu pernyataan teologis!
1:17-18 Struktur paralel dari bahasa Ibrani mengisyaratkan tiga maksud sebagai tambahan dari ay 14.

Kitab Kejadian ayat 1;17 sangat tekstual dinyatakan bahwa Allah menempatkan benda penerang pada “Cakrawala” untuk menerangi Bumi. Apakah tidak hangus semua mahluk di Bumi akibat ayat ini? Perhatikan penulis yang takut menjelaskan tentang perikop ayat ini. Penulis hanya menegaskan bahwa Allah menciptakan benda-benda langit itu.
NASKAH NASB (UPDATED): 1:20-23
20Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
1:20-23 Binatang-binatang tak bertulang belakang muncul dalam Periode Cambria secara tiba-tiba dan dalam berbagai bentuk. Tidak ada bukti jasmani akan adanya perkembangan bertahap.
Kata kerja “berkeriap” (BDB 1056, KB 1655) dan “terbang” (BDB 733, KB 800) yang digunakan dalam ayat 20 keduanya berbentuk IMPERFECT yang digunakan sebagai JUSSIVES.
1:20 “makhluk yang hidup” kata yang sama ini, nephesh (BDB 659), digunakan mengenai manusia (lih. 2:7) dan binatang (lih. 2:19; Im 11:46; 24:18). Ini mewakili daya hidup (lih. Yeh 18:4) yang berhubungan dengan dan bergantung pada planet ini.
“burung-burung” Secara hurufiah ini adalah “hal-hal yang terbang” (BDB 733) karena dalam Ul 14:19-20 ini bisa menunjuk pada serangga.
1:21 “menciptakan” Ini adalah istilah bara (BDB 135, KB 153, Qal IMPERFECT) sebagaimana dalam Kej 1:1. Ini mengisyaratkan penciptan Illahi. “Manusia dan binatang” adalah di “buat” dalam 1:24-25 yang mengisyaratkan berasal dari materi yang telah ada sebelumnya (yaitu debu). Namun demikian, bara digunakan untuk “manusia” dalam 1:27 (tiga kali). Istilah khusus ini digunakan mengenai (1) alam semesta (atau bumi) dalam 1:1; (2) mengenai makhlukmakhluk lautan dalam 1:21; dan (3) mengenai umat manusia dalam 1:27.

Kecewa saya dengan kajian yang ditampilkan oleh penulis ini. Kajian yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis saya dan pembaca tidak dapat dihadirkan. Jawabanya sama saja dengan penafsir-penafsir Alkitab Injil selama ini.
NASB, NRSV,
TEV, NJB “binatang laut yang besar”
NKJV, NIV “makhlk-makhluk laut yang besar”
LXX, KJV, “ikan-ikan paus yang besar”
JB “ular-ular laut yang besar”
Ini mungkin menunjuk pada lewiatan (BDB 1072, lih. Maz 104:26; 148:7; Ayb 41:dst). Kadang-kadang firman tersebut dikaitkan dengan musuh-musuh Israel: (1) Mesir, Yes 51:9; Yeh 29:3; 32:2 (kadang-kadang dirujuk sebagai “Rahab” lih. Maz 89:10; Yes 51:9) dan (2) Babilonia, Yer 51:34. Seringkali ini dikaitkan dengan musuh-musuh rohani/kosmik, Ayb 7:12; Maz 74:13; Yes 27:1. Catatan Penciptaan Kanaan membuat hal ini suatu dewa yang berkelahi melawan Baal namun di dalam Alkitab ini adalah ciptaan yang baik dari Allah yang esa dan benar.
“segala jenis burug yang bersayap” Ini termasuk segala yang terbang, burung-burung dan seranggaserangga (lih. Ul 14:19-20).
1:22 Sebagaimana tanaman dibuat untuk berkembang biak, demikian pula, binatang-binatang. Allah menginginkan planetNya dipenuhi dengan kehidupan (rentetan dari Qal IMPERATIVES [dan satu JUSSIVE], lih. 1:28; 9:1,7). Ini adalah satu daru masalah pemberontakan (yaitu ketidak bersediaan untuk berpisah dan memenuhi bumi) Menara Babel (lih. Kej 10-11).

Sekali lagi saya hanya menemukan kajian teologis. Bayangkan bahwa ayat diatas dikaitkan dengan musuh-musuh rohani Israel. Tidak ada kajian sedikitpun mengenai logika empirik tentang penciptaan mahluk air yang diciptakan pertama kali yang jelas sama dengan kajian Filsuf Yunani yang mengatakan bahwa Mahluk air itulah yang pertama kali hadir dan terjadi perubahan bentuk (evolusi).
NASKAH NASB (UPDATED): 1:24-25
24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:24 “Berfirmanlah Allah,” Elohim (BDB 43) adalah nama kuno yang jamak bagi Allah yang mendominasi pasal 1. Etimologinya tidak pasti. Para rabi mengatakan bahwa ini menunjukkan Allah sebagai pencipta, penyedia dan pemelihara segenap kehidupan di planet bumi. Bentuk JAMAK ini sepertinya secara teologis signifikan jika dihubungkan dengan 1:26; 3:22; 11:7 dan kejamakan dari kata “esa” yang ditemukan dalam doa monoteisme yang terkenal (Shema), Ul 6:4-6. Ketika diguakan mengenai Allah Israel KATA KERJAnya hampir selalu berbentuk TUNGGAL. Kata elohim dalam PL dapat menunjuk pada (1) para malaikat (lih. Maz 8:5); (2) hakim-hakim manusia (lih. Kel 21:6; 22:8,9; Maz 82:1); atau (3) dewa-dewa lain (lih. Kel 18:11; 20:3; I Sam 4:8). Lihat Topik Khusus: Nama bagi KeTuhanan pada 2:4.
3. Alam, sampai batas tertentu, memuliakan Allah.
a. Mazmur 19:1-6
b. Mazmur 29:1-9
c. Ayub 37-41
4. Alam adalah salah satu cara yang Allah gunakan untuk menunjukkan kasih dan loyalitas pada
perjanjianNya.
a. Ulangan 27-28; I Raja-raja 17
b. Keseluruhan kitab nabi-nabi
B. New Testament
1. Allah dipandang sebagai pencipta. Hanya ada satu Pencipta, Allah Tritunggal (Elohim, Kej 1:1; Roh, Kej 1:2; dan Yesus, PB). Segala hal yang lain adalah diciptakan.
a. Kisah 17:24
b. Ibrani 11:3
c. Wahyu 4:11
2. Yesus adalah pelaksana penciptaan dari Allah
a. Yohanes 1:3,10
b. I Korintus 8:6
c. Kolose 1:16
d. Ibrani 1:2
3. Yesus berbicara mengenai kepedulian Allah akan alam secara tidak langsung dalam khotbahkhotbahNya.
a. Matius 6:26,28-30, burung-burung diudara dan bunga bakung di padang
b. Matius 10:29, burung pipit
4. Paulus menyatakan bahwa semua manusia bertanggung jawab atas pengenalannya akan Allah dalam
penciptaan (yaitu perwahyuan alamiah, lih. Rom 1:19-20; Wah 21-22).
III. Kesimpulan
A. Kita terikat pada hukum-hukum alam!
B. Manusia yang penuh dosa telah menyelewengkan pemberian Allah yaitu alam sebagaimana juga pemberian-pemberian indah yang lain yang dari Allah.
C. Hukum alam adalah bersifat sementara. Semuanya akan berlalu (II Pet 3:7). Allah menggerakkan dunia kita kepada suatu keterkaitan yang histories. Dosa akan merajalela, namun Allah telah menetapkan batasannya. Ciptaan akan ditebus (lih. Rom 8:18-25).
“Hendaklah bumi mengeluarkan” Ini (BDB 422, KB 425) adalah sebuah Hiphil JUSSIVE. Ada perbedaan yang dibuat dalam Kej 1 antara Allah yang menciptakan dengan firman yang terucap dari yang tidak ada dan apa yang telah diciptakanNya, berkembang biak (yaitu beradaptasi). Bandingkan ayat 20 dan 21 dan ayat 24 dan 25.
“segala jenis makhluk yang hidup” Ayat 24-25 menjelaskan binatang-binatang darat baik besar maupun kecil, jinak atau liar. Perhatikan kata “makhluk yang hidup” (BDB 659 dan 311) didasarkan atas kata nephesh yang adalah kata yang digunakan bagi manusia dalam Kej 2:7. Nyatalah bahwa keunikan manusia bukanlah ditemukan dalam kata nephesh, yang sering diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai “jiwa.”
“binatang melata” Secara hurufiah ini menunjuk pada “meluncur” or “menggeser” (BDB 943). Ini adalah kata yang sama yang digunakan dalam ay 21, “yang bergerak.” Sepertinya ini menunjuk pada semua binatang yang tidak berjaan dengan kaki atau memiliki kaki yang demikian pendek sehingga tak terlihat.
“dan jadilah demikian” Hasrat Allah menjadi kenyataan! Lihat catatan pada 1:7.
1:25 “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” Ciptaan Allah adalah baik (BDB 373) dan diproklamirkan sebagai “sangat baik” dalam 1:31. Ini mungkin adalah suatu ungkapan Ibrani yang berarti memadai untuk suatu maksud yang ditugaskan. Secara teologis ini bisa juga berbicara tentang ke tidak hadiran dosa dari ciptaan Allah yan mula-mula. Dosa adalah hasil dari pemberontakan, bukan penciptaan.

Nah pada kajian khususnya pada ayat 24, dimana kalimat “ Hendaklah Bumi mengeluarkan segala jenis…” menunjukan bahwa Kitab Kejadian menganut PAHAM EVOLUSIONIS, bertabrakan dengan ayat 1;1. Hal ini juga diakui dalam kajiannya, hanya dijawab dengan singkat bahwa itu ada perbedaan antara firman dengan Allah yang menciptakan, apa maksudnya ini? Tidak ada kajian kritis mengenai kajiannya ini. Seperti hal yang sudah disepakati  dalam kajian apapun, baik teologis, filsafat maupun Imiah harus kembali atau berujung pada akal sehat atau Nalar.
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (Al Baqara 2;15)
Mari kita lanjutkan analisis/kajiannya pada jilid berikutnya
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 60 Hal 345-350 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar