ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Jumat, 08 April 2011

Penemuan Kerusakan AlKitab Injil Pada Halaman Pertama Kitab Kejadian - Pendekatan Eksperimen 1 (JILID 32 Hal 200-205)

Perdebatan Ada Dan Tiada, Serta Penemuan Kerusakan AlKitab Injil Pada Halaman Pertama Kitab Kejadian (Pendekatan Eksperimen 1)
Kemudian berikutnya adalah pendekatan Hasil Eksperimental, dimana saya akan menggunakan hasil penelitian dari Universitas di Barat yang mencoba meneliti lebih dahulu mana Ayam dengan Telur? Dari hasil penelitian dengan Mikroskop Nano, mereka menemukan bagaimana pembentukan zat protein didalam rahim Ayam tersebut dalam membentuk yang namanya kulit telur (www.beritanet.com):
“Ketika ditanya, “Duluan mana antara ayam dan telur?”, banyak orang yang masih bingung menjawabnya. Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick melaporkan, seperti yang dilansir dari Mailonline, jawabannya adalah ayam. Penemuan ini dipublikasikan dalam makalah "Structural Control Of Crystal Nuclei By An Eggshell Protein". Masih dari sumber yang sama, kulit telur yang terbentuk bergantung kepada zat protein yang hanya ada di rahim ayam. Artinya cangkang telur akan terbentuk hanya jika berada di dalam ayam.
Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 - bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur dan mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur. Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan 6 gram kulit telur setiap 24 jam. Sedangkan computer yang digunakan oleh para ilmuwan, yang diberi nama HECToR itu membuktikan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur.”

Sehingga mereka mengatakan bahwa Ayam HARUS LEBIH DAHULU daripada Telur. Karena Tanpa Ayam tidak akan terbentuk yang namanya Telur. Nah ini sebenarnya masih akan dapat dibantah lagi dengan asal muasal Ayam Lagi. Hal ini nanti akan saya jawab dengan Teori Transformasi Materi (Zat/Sel). Tetapi secara sederhana saya bisa katakan bahwa ilmu pengetahuan sekarang tenyata lebih mendukung Teori Kreasionis. Artinya bahwa hewan diciptakan sesuai dengan bentuknya sekarang ini secara langsung oleh Tuhan.
Dalam memecahkan pertanyaan mengenai Materi dan Ruh tidak akan terlepas dari Teori Sebab Akibat (Prima Causa). Prima causa adalah sebuah kalimat bahasa Latin yang berarti penyebab atau faktor utama. Prima artinya pertama atau yang utama,causa artinya penyebab atau faktor dari sesuatu. Lawan katanya adalah qua causa, artinya penyebab atau faktor semu atau faktor penyerta yang tidak menimbulkan dampak penting.  Masalah Prima Causa ini dimulai selalu menyangkut penciptaan alam semesta.
Mari kita selidiki artikel penelitian dari Stephen Hawkins dalam memecahkan persoalan Alam semesta ini. Seorang Ilmuwan, sekaligus dipercaya sebagai Filsuf yang beraliran Filsafat  Materialistis. Artikel ini saya kutip dari Wikipedia:
“Konsep waktu imaginer lebih kita kenal dalam bidang kosmologi. Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari segala seluk-beluk tentang jagat-raya. Dalam kosmologi, konsep waktu imaginer adalah untuk memahami apa yang terjadi pada awal mula jagat-raya ini.
Awal mula jagat-raya kita pahami dengan ada fenomena BIG-BANG yaitu suatu ledakan maha dahsyat dari seluruh materi yang ada dalam jagat-raya kita ini. Big-bang ini diawali dari suatu SINGULARITAS yaitu kumpulan materi dalam seluruh jagat-raya kita, dengan kerapatan, temperatur, dan tekanan yang tak terhingga. Semua hal yang terjadi pada singularitas, disebabkan adanya gravitasi yang tak terhingga pada pusat singularitas, sehingga menurut relativitas einstein, waktu dan ruang tidak mempunyai arti lagi. Kita ketahui teori relativitas mengatakan bahwa ruang-waktu disekitar benda bermassa dapat dibengkokkan karena gravitasi dari benda bermassa tersebut. Jika gravitasi tak terhingga (seperti yang terjadi pada singularitas) maka ruang-waktu terbengkokkan ke-pusat singularitas dengan kepadatan yang tak terhingga. Fenomena ini dapat kita kenal melalui fenomena singularitas pada lubang hitam.”

Sebelum saya lanjutkan teorinya (kutipannya), saya hendak menyisipkan apa, yang ada 1400 tahun sebelum ditemukannya teori diatas, yaitu fenomena Big-Bang (ledakan dahsyat) yang dijelaskan dalam AlQuran:
“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami lah yang akan melaksanakannya.” [Al Anbiyaa’21:104]
Perhatikan kata perumpamaan “menggulung lembaran-lembaran Kertas” yang menjelaskan proses Kiamat. Artinya penciptaan alam adalah kebalikan dari menggulung lembaran-lembaran Kertas sebagai sebuah bentuk perumpamaan dari dentuman/ledakan besar atau dashyat, serta langit semakin “meluas”.
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Adz-Dzaariyat  51;47)
Kemudian didukung oleh ayat lain:
“dan atap yang ditinggikan (langit),” (At Tur 52;5)
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. Dan First Mover (Aristoteles) dari semua itu adalah Allah SWT (Theos) seperti yang tercantum dalam ayat diatas “Kamilah(Tuhan) yang melaksanakan atau yang meluaskannya”..
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang" atau ”meluas”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Dan berikutnya adalah apa.yang ada didalam Al-Quran Tentang “Lubang Hitam” atau “Black Hole theory”:
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An Nur 24;35)
Kemudian Alquran menerangkan tentang Alam semesta yang Padu:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang “padu”, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”. (Al Anbiyaa’ 21.30)
Kata “padu” itu dijelaskan dalam bentuk sesuatu zat yang bersatu pada awalnya atau sekarang disebut oleh Stephen Hawkins sebagai “Singularitas” alam semesta. Kemudian didalam ayat diatas disebutkan bahwa “mahluk hidup” diciptakan Allah dari “Air”. Ini terbukti dengan penemuan ilmiah bahwa bagian terkecil dari seluruh mahluk hidup adalah Sel. Sel mengandung 70-80% air di dalam tubuhnya (sebagian besar). Mari kta lihat definisi dan hasil penelitian tentang sel.(wikipedia):
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup
Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2 hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel epitelial ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran dari jenis akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air  yang peka terhadap vasopresin, sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.”

Ditegaskan kembali dalam AlQuran :
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An Nur 24;45)

Ilmu pengetahuan modern sekarang membuktikan bahwa Hewan terdiri dari kumpulan sel yang jumlahnya triliunan sel. Artinya bahwa seluruh hewan tercipta dari sebagian besar air, seperti halnya sel yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air. Kaitan yang sangat erat antara Ilmu pengetahuan dan Alquran sebagai sumber segala sumber hukum penciptaan alam semesta.
Kita lihat kutipan ilmiah (wikipedia) tentang Hewan:
Hewan atau binatang atau margasatwa atau satwa saja adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta. Hewan dapat terdiri dari satu sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular). Semua hewan merupakan organisme heterotrof.
Bandingkan ayat AlQuran dan teori sel dengan Alkitab Injil pada Kitab Kejadian 2;19 :
“Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.” (Kejadian 2;19)
Dari keterangan AlKitab Injil, Mahluk hidup terbuat dari tanah sama seperti penciptaan awal manusia. Bagaimana dengan hewan Sel? Apakah terbuat dari tanah? Tidak semua hewan terbangun dari zat seperti tanah. Artinya Kitab Kejadian mengandung Kesalahan. Apakah Tuhan BISA dan BOLEH SALAH? Bagaimana dengan konsep ke-MAHA-an Tuhan, jika jawaban pertanyaan sebelumnya adalah "bisa dan boleh"?
Kemudian perhatikan urutan penciptaan alam semesta menurut Kitab Kejadian: Tuhan menciptkan Langit dan Bumi dan Terang yang dipisahkan menjadi siang dan malam (padahal matahari belum diciptakan) inilah Hari pertama. Bandingkan Alquran bercerita tentang siang dan malam:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Anbiyaa 21;33)
Kemudian dalam Alkitab Injil dilanjutkan bahwa Tuhan mennciptakan Cakrawala (langit) dan Air di Bumi, inilah hari kedua. Tuhan memisahkan air yang dibumi menjadi kumpulan air (laut) dan kering (darat) serta menciptakan tumbuh-tumbuhan agar berkembang biak (padahal matahari belum ada) inilah hari ketiga. Tuhan menciptakan benda Matahari, Bulan dan Bintang, inilah hari keempat. Tuhan menciptakan mahluk air dan burung pada hari kelima. Tuhan menciptakan manusia dan binatang liar dan ternak pada hari keenam. Pada Hari Ketujuh Tuhan berhenti dan mengkuduskannya. Apakah sistimatika urutan penciptaan alam menurut Alkitab Injil masuk akal menurut ilmu pengetahuan modern sekarang ini? Bagaimana mungkin ada siang dan malam, dan tumbuhan bisa hidup dan berkembang bila mataharinya diciptakan belakangan (hari ke-4)?
Penciptaan alam semesta dalam AlKitab Injil, seolah-olah Tuhan seperti manusia yang bekerja dalam seminggu. Penciptaan alam semesta adalah urutan waktu yang simetris waktunya (sama dari hari-kehari) dan seolah-olah baru  diciptakan 10.000 -100.000 tahun yang lalu., sama dengan lahirnya manusia modern pertama yaitu Adam sesuai dengan Alkitab Injil pada Kitab Kejadian. Padahal kenyataanya Alam semesta sudah terbentuk milyaran tahun sebelum manusia modern diciptakan (Adam dan Hawa). Bagaimana kesalahan ini dapat dijelaskan pada hal yang ditulis sebagai hukum dalam Alkitab Injil? Kita lanjutkan pada jilid berikutnya.
“Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi” (Sad 38;87-88)
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke...JILID 33 Hal 205-209

Tidak ada komentar:

Posting Komentar