ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Sabtu, 26 Februari 2011

Jihad Dan Qital 2 (JILID 6 Hal : 32 - 39)

Jihad Dan Qital (2)
Jihad adalah sebuah konsep Etika/moral perjuangan sampai titik darah penghabisan tanpa mengenal menyerah. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan Din Allah atau menjaga Din tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para  Rasul dan Al-Quran.
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar”. (Al Furqan 25;52)
Jihad berbeda dengan berperang yang dikenal dalam Islam sebagai “Qital”. Dan Qital sendiri sebagai perang memiliki aturan/etika dasar berperang, berdasarkan pesan Rasullulah, yaitu:
-         Jangan berkhianat.
-         Jangan berlebih-lebihan.
-         Jangan ingkar janji.
-         Jangan mencincang mayat.
-         Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita.
-         Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak kecuali untuk dimakan.
-         Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.
Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti Sunnah Rasul tidak bisa disebut Jihad atau Qital. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam bermula dari dakwah tanpa kekerasan, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah Rasul, kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang bertujuan menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi. Peperangan yang terjadi pada umat Islam adalah peperangan dalam membela diri dan membebaskan bangsa-bangsa dari penjajahan:
“Yang harus diingat adalah bahwa peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad bukanlah peperangan yang penuh darah seperti yang dilakukan tentara Salib yang membantai semua ummat Islam yang mereka taklukkan seperti dalam film ”Kingdom of Heaven.” Peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad seperti pada perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Tabuk terjadi karena mereka membela diri dari serangan kaum kafir. Peperangan terhadap kerajaan Romawi dan Persia justru membebaskan daerah jajahan kerajaan tersebut sehingga mereka lepas dari penindasan kerajaan Romawi dan Persia. Pada saat penaklukan kota Mekkah misalnya boleh dikata tidak ada peperangan yang penuh darah. Tapi penyerahan yang penuh kedamaian.” (Belajar Iman, Islam, dan Ihsan; Keutamaan Ilmu dan Kejayaan Islam di Bidang Ilmu Pengetahuan)
Semangat Jihad juga dapat dimengerti dalam konteks peperangan mengajarkan lebih baik “Mati Syahid” daripada harus menyerah. Tetapi Jihad dan Qital tidak mengenal yang namanya “Bunuh diri” seperti dalam konsep Bushido-nya bangsa Jepang. Allah SWT melarang dengan Ke-Maha-Kasih SayanganNya, orang-orang yang hendak melakukan bunuh diri seperti yang disampaikan dalam AlQuran:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu, Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”(An Nisaa 4;29-30)
 Jika anda ingin memahami konsep jihad ini hampir sama dengan konsep “Bushido”-nya orang Jepang. Bushido adalah semangat “Berjuang demi Negara/Kerajaan/Kaisar”. Dimana mereka lebih memilih untuk melakukan “Kamikaze” (serangan bunuh diri) atau “Harakiri” (bunuh diri) daripada harus menyerah dalam perang. Jihad dan Bushido adalah sebuah Pilar utama semangat perjuangan hidup manusia bagi umat Muslim dan bangsa Jepang, bukan semata-mata untuk perang. Selama ada pihak yang menebarkan dan diduga melakukan “permusuhan tersembunyi”, maka semangat jihadpun akan selalu berkumandang di hati umat Muslim. Tidak ada satupun yang akan dibiarkan untuk merusak dan menggoyahkan hal ini.
Berbeda dengan negara/bangsa yang pasukannya tidak memiliki semangat etika/moral perjuangan tertentu, dimana alasan mereka berperang biasanya atas alasan kekuasaan dan materialistis semata. Pada saat mereka tidak melihat hal itu mereka akan dapatkan, maka mereka akan mundur atau jatuh moralnya.
AlQuran memberikan kekuatan kepada kaum Muslim :
Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” (Al-I Imran 3;13)
Apakah kita akan membiarkan oknum-oknum yang meniupkan terompet dan menabuh genderang perang akan kita diamkan walau itu dari golongan kita, dan dapat membahayakan golongan kita sendiri? Kalau saya jawabnya Tidak, karena ini akan menjadi virus yang akan menimbulkan konflik dan menghancurkan tatanan keteraturan dan ketertiban masyarakat dalam bernegara. Umat Islam akan selalu menjaga HARMONISASI bernegara, selama umat lain (agama maupun non agama) tidak MENULARKAN atau MEMAKSAKAN KEYAKINAN-nya, keimanannya kepada umat lain khususnya umat Islam.
Jadi lakukanlah kegiatan sekularisme, humanisme atau apapun yang berbau Atheis tidak di negara Indonesia yang berpegang pada Pancasila. Banyak negara yang sudah mengakui hal itu, mengapa tidak dilakukan disana? Mengapa  harus di Indonesia? Yang sudah memiliki komitmen kebangsaan dan berkeTuhanan yang jelas. Umat Islam tidak akan berdakwah kepada mereka yang sudah beragama atau memiliki keyakinan. Umat Islam Indonesia akan menjawab/berdakwah bagi umatnya saja dan jika seseorang bertanya tentang Islam. Umat Islam Indonesia tidak akan dengan sengaja mengajak orang untuk masuk kedalam Islam dan memerangi mereka tanpa alasan yang jelas :
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”(Surat al-Mumtahana, 8).
Tetapi jika mereka mulai melanggar dan malah sampai memaki atau mencerca, maka umat Islam tidak akan pernah berhenti untuk memeranginya.
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.” (At Taubah 9;12)
Dan Umat Islam mengingatkan kepada mereka yang masih ingin memaksakan kehendaknya, dalam Ayat AlQuran:
“ Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban dosa mereka, dan beban- beban dosa yang lain di samping beban-beban mereka sendiri (dosa orang yang mereka sesatkan), dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.” [Al 'Ankabuut:13]
Ada sebuah contoh surat perintah perang yang begitu Indah, tegas dan bermakna dari seorang Khalifah Islam. Khalifah Umar ibn Khattab ra. telah menuliskan satu perintah kepada panglima perangnya Sa'ad bin Abi Waqqash pada saat hendak membuka negeri Persia yang isinya (Wikipedia) :
"Amma ba'd. Maka aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang besertamu untuk selalu takwa kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena, sesungguhnya takwa kepada Allah adalah sebaik-baik persiapan dalam menghadapi musuh dan paling hebatnya strategi dalam pertempuran."
"Aku perintahkan kepadamu dan orang-orang yang bersamamu agar kalian menjadi orang yang lebih kuat dalam memelihara diri dari berbuat kemaksiatan dari musuh-musuh kalian. Karena, sesungguhnya dosa pasukan lebih ditakutkan atas mereka daripada musuh-musuh mereka dan sesungguhnya kaum muslimin meraih kemenangan tidak lain adalah karena kedurhakaan musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalaulah bukan karena kedurhakaan musuh-musuh itu, tidaklah kaum Muslimin memiliki kekuatan karena jumlah kita tidaklah seperti jumlah mereka (jumlah mereka lebih besar) dan kekuatan pasukan kita tidaklah seperti kekuatan pasukan mereka. Karenanya, jika kita seimbang dengan musuh dalam kedurhakaan dan maksiat kepada Allah, maka mereka memiliki kelebihan diatas kita dalam kekuatannya, dan bila kita tidak menang menghadapi mereka dengan "keutamaan" kita, maka tidak mungkin kita akan mengalahkan mereka dengan kekuatan kita."
"Ketahuilah bahwa kalian memiliki pengawas-pengawas (para malaikat) dari Allah. Mereka mengetahui setiap gerak-gerik kalian karenanya malulah kalian terhadap mereka. Janganlah kalian mengatakan, "Sesungguhnya musuh kita lebih buruk dari kita sehingga tidak mungkin mereka menang atas kita meskipun kita berbuat keburukan." Karena, berapa banyak kaum-kaum yang dikalahkan oleh orang-orang yang lebih buruk dari mereka. Sebagaimana orang-orang kafir Majusi telah mengalahkan Bani Israil setelah mereka melakukan perbuatan maksiat. Mintalah pertolongan kepada Allah bagi diri kalian sebagaimana kalian meminta kemenangan dari musuh-musuh kalian. Dan aku pun meminta hal itu kepada Allah bagi kami dan bagi kalian."

Jika umat lain tidak dapat menghentikan oknum-oknumnya untuk memaksakan kehendaknya, maka umat Muslim akan bergerak bersama. Jika tidak dihentikan atau berhenti, maka pilihan terakhir umat Islam Indonesia adalah mendorong Negara untuk menerapkan SYARIAH ISLAM (karena mayoritas Islam), seperti yang sudah dilakukan di Aceh. Karena dengan model Syariah Islam-lah satu-satunya cara menghentikan penjajahan paradigma (permusuhan tersembunyi) atau penjajahan rohani. Jika tidak mau berkompromi dan berdamai dengan umat Islam, itulah satu-satunya cara. Saya salah satu orang yang mendukung keberadaan FPI, Mujahidin, Laskar Jihad atau FBR atau apapun yang dikatakan radikal Islam oleh umat  Islam ataupun agama lain. Saya yakin perjuangan Islam tidak hanya dapat dipahami sebagai diplomasi belaka. 
Adanya sejenis radikalisme Islam di Indonesia saja, umat lain masih semena-mena, mencaci-maki dan memaksakan kehendaknya, Apalagi jika tidak ada? Mungkin Umat Islam akan dipandang sebagai umat yang lemah. Pelemahan umat Islam dengan mengatasnamakan Hak Asasi Manusia, Sekularisme dan isme-isme lain yang mengarahkan umat Islam di Indonesia untuk seolah-olah setuju atas nama Kemanusiaan, haruslah didalami dan dipahami oleh umat Islam.
Kehancuran Kekhalifahan Islam Ottoman sebagai salah satu contoh penyusupan sekularisme yang berhasil. Dan penghancuran Islam dengan mengatasnamakan isme-isme manusia masih berlangsung sampai saat ini.
  Seorang Pemimpin harus dapat menyeimbangkan semua pemikiran manusia. Baik itu yang konservatif, fundamentalis, moderat, liberal dan sebagainya. Perbedaan pemikiran tersebut tidaklah dapat bisa dihindari akibat akal budi manusia itu tersebut. Nabi Muhammad berhasil membuktikan sebagai seorang pemimpin yang baik dan diakui ketokohannya. Nabi Muhammad hanya melakukan apa yang tertulis dalam Alquran. Bagaimana realisasi dalam kenyataan hidup inilah dibutuhkan ilmu yang menjaga keseimbangan tersebut. Islam menawarkan keseimbangan tersebut, walaupun berusaha dicitrakan menjadi agama yang membawa ajaran keras. Itu hanyalah PENCITRAAN.  Pencitraan yang akan dilawan oleh umat Islam dengan bukti dan atas pertolongan Allah SWT.
Apakah cara-cara ini yang diinginkan oleh umat lain untuk dilakukan oleh Umat Islam? Apakah gara-gara kelakuan seorang oknum atau artikel sebuah media, secara otomatis dapat menggeneralisasikan sebuah ajaran secara keseluruhan? Tentu saja Tidak, jika kita dengan akal sehat dapat mengujinya sendiri. Sehingga seseorang akan menggunakan hak pilihnya dan keimanannya dengan kesadaran akan penemuan dirinya sendiri.
Penemuan akan Tuhan yang akan diyakini dan diimaninya. Saya sangat percaya bahwa Tuhan membuat manusia dengan kelengkapan akal budinya bukan untuk menjadi bodoh dan berpikir seperti kacamata kuda. Allah menyediakan informasi (dalam Kitab Suci yang mengandung hukum Kebenaran Mutlak) tentang hasil penciptaannya dan manusia menggunakan dan menemukannya dengan bijaksana dalam kaidah keseimbangan alam. Renungkan dan intropeksilah diri kita sendiri.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Al-I Imran 3;19)
Jadi silahkan umat agama lain untuk hidup secara tenang dan beribadah di Indonesia yang mayoritas Muslim, tetapi jangan memaksakan kehendak dan menjajah paradigma dan keyakinan keluarga kami dan umat Muslim lainnya atas nama ajaran agama anda. Silahkan bagi kaum Gay, Lesbi, Humanis, Materialistis dan isme manusia lainya untuk hidup berdampingan bersama kami dan menjalankan keyakinannya, tetapi jangan menghina dan mencaci maki keyakinan kami. Kami Umat Islam hanya ingin tenang beribadah dengan keluarga kami. Jangan tularkan paradigma, penyakit mental dan keyakinan anda pada keluarga kami dan umat Islam lainnya.
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (Al Araf 7;81)
Hargailah kehidupan bernegara dengan mematuhi undang-undangnya. Dirikanlah tempat beribadah dan acara-acara keyakinan anda ditempat yang sudah disediakan dan disepakati bersama. Apakah permintaan Umat Islam berlebihan? Apakah normal umat mayoritas meminta kepada minoritas? Bukankah kami sudah berendah hati untuk meminta hal ini? Janganlah anda melanggar karena kami sudah berbaik dan merendahkan hati dengan anda. Mari kita hidup damai berdampingan. Kami menghargai hak hidup anda :
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;” (Ash Shu araa 26;183)
Tetapi jika selama genderang dan terompet perang itu terus berbunyi, meskipun dengan cara tersembunyi ataupun dengan cara-cara “Halus”, maka jangan salahkan kaum Muslim yang akan terus mengumandangkan semangat “Jihad” dalam hati, seluruh keluarganya dan seluruh umat Muslim.
Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu'min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).” (An Nisaa 4;84)
Diizinkan berperang kepada mereka yang diperangi, karena mereka sesungguhnya dianiayai dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa menolong mereka; yaitu orang-orang yang diusir ke luar dari kampungnya tanpa suatu alasan yang patut”, kecuali mereka berkata:”Tuhan kami ialah Allah….” (Al Hajj 22;39-40)
Semangat dengan berpegang pada ketentuan yang benar:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”(Al-I Imran 3;103)
Dan Umat Islam yakin dengan pertolongan yang akan datang dari Allah SWT:
Apabila pertolongan Allah dan kemenangan itu telah datang, dan telah kamu lihat manusia dengan berduyun-duyun memasuki agama Islam, maka bertasbihlah memuji Tuhanmu dan meminta ampun kepada-Nya, sesungguhnya Allah itu penerima Taubat”. (An Nashr 110;1-3)
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke-...JILID 6 Hal: 39 - 49 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar