ARTIKEL GILAMOLOGI

Assalamulaikum Wr.Wb… اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

(Gilamologi Sebuah Kajian Alternatif Filsafat Bebas)

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim… بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,”

(Al Hajr 22;8)

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?"

(Al Anbiyaa 21;10)

“Ini lah (Qur’an) pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang sungguh-sungguh meyakininya."

(Al-Jathiya 45: 20)

“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”

(Injil 1 Tesalonika. 5:21)

“Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.” (Ulangan 12:32)

ISLAM AJARAN TAUHID

ISLAM AJARAN TAUHID
"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (Al Ikhlas 112;1-4)

Jumat, 25 Februari 2011

Jihad Dan Qital 1 (JILID 5 Hal : 26 - 32)

Jihad Dan Qital (1)
Kaidah dari filsafat itu sendiri harus mengandung unsur-unsur diatas yang saling terintegrasi dan sistematis, serta memiliki arah/tujuan (menjangkau kaidah dasar), pendalaman materi dan analitis, yaitu bahwa filsafat harus menunjukan materialistis sebagai sebuah bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh indra manusia, diungkapkan dengan dialektis yang empiris dan logis demi suatu tujuan yang idealis dan holistis. Atau sebaliknya, Kebenaran Idealis harus dijelaskan dengan dialektis yang empiris, logis (rasionalis) dan holistis dengan pendekatan materialistis. Sehingga hasilnya merupakan sebuah teori dan hukum yang sesuai dengan kaidah keilmuan atau terbukti kebenarannya (walaupun relatif sesuai dengan standar kebenaran manusia), serta minimal mendekati kebenaran mutlak (hukum alam). Apalagi bila hasil analitisnya tersebut dapat membantu dalam menunjukan tanda-tanda Kebesaran/ Keberadaan Tuhan yang memegang Hak Prerogatif terhadap Kebenaran Mutlak/ Absolut. Memang betul bahwa Kitab Suci tidak secara keseluruhanya mengandung ilmu pengetahuan, tetapi didalamnya juga ada masalah hukum nilai-nilai, hukum etika, hukum alam, akibat hukum dan petunjuk kehidupan manusia lainnya. Kitab suci berisi ilmu pengetahuan secara luas (holistis) dan dalam, sebagai informasi awal bagi pengetahuan manusia.
 Sebuah teori harus dengan bukti-bukti Empiris dan teoritis, serta harus terdefinisi dengan baik. Karena sebuah bukti-bukti empiris atau teoritis tanpa definisi yang baik, juga akan hanya sebagai seonggok bukti belaka, serta hal-hal idealis itu hanya akan menjadi khayalan atau cerita dongeng biasa.
Nah yang terakhir, saya mulai terusik oleh pernyataan dari satu pihak/oknum yang kelihatannya seolah-olah PALING berjuang dijalan Tuhannya, begini  tulisannya:
Kristen tidak mengajarkan permusuhan secara fisik, tapi secara rohaniah! Yaitu perang konsep! Ini yang harus kita mainkan didunia ini. Bahwa sebagai orang Kristen kita harus berdiri melawan konsep-konsep yang salah atau yang menyesatkan, bukan malah berdamai atau kompromi. Disinilah saya ini bermain, dan siapa saja yang saya dapati bersalah, maka dia harus saya lawan. Sebab kebenaran tidak mau diungguli oleh ketidakbenaran, melainkan harus mengunggulinya.” (Bung Hakekat)

Alhamdulillah, Allah Maha Besar. Tampaknya Allah membukakan mata dan hati kaum Muslim dari oknum-oknum agama lain/tidak beragama, yang secara sadar atau tidak sadar oknum-oknum tersebut telah dibukakan (oleh Allah SWT) visi dan misi (misionaris) agamanya sendiri. Genderang dan terompet peperangan tampaknya dibunyikan oleh salah satu pihak atau malah mungkin sudah sejak lama hal ini sudah terjadi di Indonesia. Saya pikir kepentingan agama dan golongan sudah tidak ada lagi, tetapi persatuan dan kesatuan NKRI-lah yang saya ketahui. Tampaknya bahasa yang digunakan cukup provokatif mengatasnamakan agama (bukan pribadi), sebagai kata “bukan malah berdamai atau kompromi” alias tidak akan berdamai dan berkompromi. Ajaran yang tidak mengandung ajaran atau konsep “Lakum Dinukum Walliyadin” (agamaku agamaku, agamu agamamu). Seperti yang ditegaskan pula dalam AlQuran :

Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (Yunus 10;41)
Sekarang ini tampaknya, permusuhan Rohani dan pemaksaan Doktrin/Dogma/Paradigma adalah sebuah bentuk Penjahahan baru yang bernama PENJAJAHAN PARADIGMA (perang konsep). Apakah oknum ini mengerti tentang konsep kewarganegaraan dan bernegara? Dimana KESEPAKATAN negara kita sudah disepakati dalam Pancasila dan UUD 1945. Secara politikpun saya bertanya, beraninya oknum ini dari kelompok minoritas menantang kelompok mayoritas? Siapa yang berani menyatakan orang lain bersalah, individu atau pengadilan sebagai lembaga supremasi hukum sebagai bentuk ketaatan warga yang bernegara dan hidup di dunia? Ataukah mengatasnakamakan Tuhan untuk mengadili manusia lainnya, seolah oknum ini adalah Hakim dari pengadilan Tuhan yang ada di dunia? Saya tahu betul bahwa yang paling berbahaya sekarang ini bukanlah penjajahan fisik, melainkan penjajahan paradigma (konsep). Bukan hanya penjajahan paradigma rohani, tetapi mereka juga mencoba keluar dari perjanjian sesama manusia dalam bernegara. Umat Islam memiliki pemikiran dalam hal ini:
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian)”. (At Taubah 9;8)
Pemaksaan dan penjajahan paradigma terhadap kaum muslimin harus diperangi, seperti dalam Ayat Al-Quran :
“Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.”(At Taubah 9;13-14)
Ingat! Saya dan umat Islam lainnya tidak pernah MEMULAI ini.:
“Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”(At Taubah 9;7)
Semangat “Jihad” saya mendadak muncul setelah melihat tulisan oknum ini. Dimana konsep Jihad sendiri TIDAK harus berarti kekerasan melainkan “Berjuang di Jalan Allah”. Berjuang di jalan Allah ini bisa berarti mencari nafkah keluarga, memerangi kemiskinan, memerangi kebodohan, berdakwah dan bisa berarti memerangi kezaliman.
“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”(Al ankabut 29;6)
Umat Islam di Indonesia akan tenang dan toleran jika tidak diganggu terus menerus oleh orang-orang penginjil, misionaris, pemikir humanis dan pemikiran manusia lainya. Umat Islam di Indonesia hanya ingin tenang menjalankan ibadahnya. Jangan diganggu oleh program pemurtadan atau fitnah-fitnah yang mendiskreditkan ajaran Islam atau mencitrakan bahwa ajaran Islam adalah Teroris. Artinya ada kelompok yang hendak membuat semangat Jihad umat Islam naik menjadi semangat “Qital”.

Jihad yang tingkatannya naik menjadi perang disebut sebagai Qital. Dan orang-orang yang sudah dianggap Teroris sekarang dan seolah-olah dicitrakan dan digeneralisasikan sebagai ajaran Islam sekarang ini adalah orang-orang yang sudah lelah mengalami penindasan dan kezaliman penjajahan paradigma tersebut. Hal yang sederhana bagi umat Islam adalah hentikan semua penjajahan paradigma dan pencitraan negatif terhadap Islam, serta jangan memaksakan kehendak pada umat Islam, maka umat Islam akan reda dengan sendirinya.
Pemahaman Jihad dalam kekerasan/peperangan (Qital) adalah pilihan TERAKHIR, jika cara apapun sudah tidak memberikan solusi atas penindasan kezaliman yang dilakukan pihak lain. Islam TIDAK PERNAH mengajarkan “permusuhan baik fisik maupun rohani”.
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”(Muhammad 47; 31)
Tapi Islam sangat bereaksi keras akan kezaliman dan  waspada terhadap permusuhan tersembunyi. Kita wajib perang, tetapi kita juga wajib melindungi :
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (At Taubah 9;6)
Sehingga saya berani berkata dan menjawab pernyataan diatas dalam salah satu artikel awal saya :
“Bagi mereka yang non muslim dan muslim…jika ada yang menzolimi anda… tanpa alasan yang jelas..walaupun itu orang muslim…datanglah kepada saya..maka saya akan berdiri di depan anda untuk melindungi anda dan akan melawan kezoliman itu dengan nyawa taruhannya…..
Tetapi jika anda muslim dan non muslim berani menzolimi siapapun… apalagi terhadap umat muslim…..tanpa alasan yang jelas… maka saya akan berdiri paling depan untuk berperang dengan anda dan nyawa taruhannya….” (Filsuf Gila)
Konsep saya dapatkan dari apa yang saya pelajari dari ajaran Islam:
“Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka. “(An Nisaa 4;90-91)
Mana ajaran yang mengandung “Cinta Kasih” yang sebenarnya, penyataan oknum diatas atau pernyataan saya dengan ajaran Islamnya? Mana yang mengandung permusuhan dan mana yang mengandung perlindungan/ perdamaian? Mana pernyataan yang bersumber dari ajaran agama dan mana yang akibat dari sebuah doktrin/dogma? Siapakah yang MEMULAI ini semua? Tidak sedikitpun Rasa takut saya kepada manusia, selain kepada Allah SWT semata:
“Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dialah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". (an Nahl 16;51)
Termasuk tidak takut untuk berperang :
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat !" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata : "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami ? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi ?" Katakanlah : "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”(An Nisaa 4;77)
 Nah karena banyak pembahasan mengenai Jihad pula, maka saya terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang konsep Jihad itu sendiri. Raja Richard (The Lion Heart) dari Inggris pernah bertanya pada Sultan Salahudin (Saladin),” Mengapa semangat juang pasukan Muslim begitu hebat dan sulit sekali dipropaganda (Psy War, istilah sekarang) untuk dijatuhkan moralnya?. Sultan Salahudin menjawab singkat, ”Jihad”. Seperti yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Quran :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang MUSLIM dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Al Hajj 22;78)
Masing-masing umat Muslim sudah membawa semangat Jihadnya atas petunjuk Alquran. Jihad Umat Muslim tidak hadir melalui doktrin atau propaganda seseorang atau kelompok tertentu. Setiap Muslim secara pribadi akan bereaksi jika melihat orang dizholimi, apapun agamanya. Apalagi kalau mereka melihat sesama Muslim yang dizhalimi, maka Jihad mereka tidak akan pernah berhenti sampai mati atau sampai kezhaliman itu berhenti.
Sebagai bahan informasi anda, bahwa pada masa Perang Salib itu Raja Richard adalah seorang buta huruf :
“Raja Richard yang terkenal itu ternyata seorang buta huruf, (kalau rajanya buta huruf, bagaimana rakyat Eropa ketika itu) sedangkan Sultan Saladin bukan saja seorang yang literate (bisa membaca), tapi juga seorang ahli dibidang kedokteran. Ketika raja Richard sakit parah dan tak seorangpun dokter ahli Eropa yang mampu mengobatinya, Sultan Saladin mempertaruhkan nyawanya dan menyelinap diantara pasukan raja Richard dan mengobatinya. Itulah bangsa Islam ketika itu, bukan saja pintar, tapi juga welas asih. Jika kita menonton film Robin Hood the Prince of Thieves yang dibintangi Kevin Kostner, tentu kita maklum bagaimana Robin Hood terkejut dengan kecanggihan teknologi bangsa Moor seperti teropong.” (Belajar Iman, Islam, dan Ihsan; Keutamaan Ilmu dan Kejayaan Islam di Bidang Ilmu Pengetahuan)
 Bisa anda bayangkan Bangsa Barat pada waktu perang Salib masih banyak yang buta huruf. Malah Rajanya sendiri masih buta huruf. Sedangkan Sultan Salahudin sudah dapat membaca dan menulis, serta menguasai ilmu kedokteran. Mana yang lebih primitif pada masa itu?
“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (An Nur 24;44)
“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”
Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.
Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)
May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Bersambung Ke-...JILID 6 Hal: 32-39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar